WahanaNews.co | Setelah lima hari terperangkap di dalam sumur sedalam 32 meter, Rayan Awram, seorang anak laki-laki di Maroko Utara akhirnya bisa diangkat keluar pada Sabtu (5/2).
Namun, Rayan dinyatakan meninggal sesaat sebelum berhasil diselamatkan setelah terperangkap di dalam sumur sedalam 32 meter.
Baca Juga:
TM dan MH Diciduk Polisi Gara-gara Narkotika: Ini Kronologinya!
Kepergian Rayan pun diumumkan oleh pemerintah Maroko. Raja Maroko Mohammed VI juga menyampaikan belasungkawa kepada kedua orang tua Rayan.
"Menyusul kecelakaan tragis yang menghilangkan nyawa Rayan Oram, Yang Mulia Raja Mohammed VI, semoga Tuhan melindunginya, menelpon Khaled Oram, dan Wassima Khersheesh, orang tua dari almarhum yang meninggal dunia, setelah jatuh ke sumur," demikian pernyataan Istana Kerajaan Maroko.
Menurut keterangan ibu Rayan dalam stasiun televisi Al-Aoula, anaknya jatuh ke dalam sumur pada Selasa (1/2) siang.
Baca Juga:
Diduga Sakit Lever dan Lambung Kambuh, Pria Tua di Siantar Hembuskan Nafas Terakhir
Salah satu kerabat mendengar redam suara tangisan Rayan.
Ibu Rayan juga menuturkan sang anak sempat bermain sebelum menghilang dan ditemukan jatuh ke dalam sumur.
Mengutip Reuters, Rayan jatuh dalam sumur sedalam 32 meter dengan lebar 45 sentimeter yang semakin menyempit ke bawah. Medan yang cukup rumit ini membuat penyelamat tak bisa langsung turun sendiri menolong anak itu.
Upaya penyelamatan Rayan menjadi operasi rumit dan berbahaya karena sang bocah terancam tertimbun longsor dan reruntuhan batu-batu besar jika para kru tak hati-hati menggali lubang.
Ratusan tim penyelamat pun dikerahkan lengkap dengan buldoser dan kendaraan berat lainnya untuk membuat lubang baru sebagai jalur penyelamatan Rayan.
Selama lima hari operasi berlangsung, ratusan warga turut menyaksikan tim penyelamat di sekitar lokasi kejadian sambil melakukan pengajian dan memanjatkan doa-doa.
Sebagian besar warga Maroko turut menyaksikan secara langsung proses penyelamatan dari layar televisi selama lima hari.
Selama proses penyelamatan berlangsung, tim penyelamat juga berupaya memberikan makanan dan minuman hingga oksigen kepada Rayan menggunakan tali. Namun, tidak jelas apakah bocah lima tahun itu mengerti dan memakannya.
"Kami sedang melakukan penyelamatan paling kritis dan paling rumit. Kami perlu menggali secara horizontal lubang baru tiga hingga lima meter," ucap salah satu tim penyelamat mengatakan kepada media lokal pada Jumat (4/2).
"Tapi untuk melakukan ini, kami harus menstabilkan tanah dan menghilangkan risiko tanah longsor karena kami akan mengerahkan tim penyelamat dan kami tak bisa membahayakan nyawa mereka."
Tim penyelamat harus menghilangkan tanah di lereng bukit yang berdekatan dengan lokasi kejadian. Mereka juga harus membuat terowongan horizontal ke dalam sumur.
Setelah melakukan berbagai upaya, tubuh Rayan berhasil diangkat pada Sabtu (5/2). Nahas, nyawa sang bocah tak berhasil diselamatkan.
Rayan dinyatakan meninggal dunia sesaat sebelum tim penyelamat berhasil datang menjemputnya.
Rekaman yang dipublikasikan di media sosial menunjukkan suasana setelah jenazah Rayan diangkat.
Ratusan regu penyelamat terlihat putus asa, sementara masyarakat yang berada di lokasi kejadian berteriak kepada Tuhan dan menyalakan lampu ponsel mereka ke udara.
Seorang kerabat laki-laki dari anak laki-laki itu mengatakan kepada Reuters TV bahwa keluarga pertama kali menyadari bahwa dia hilang ketika mereka mendengar tangisan teredam dan menurunkan telepon dengan lampu dan kamera menyala untuk menemukannya.
"Dia menangis 'angkat saya'," kata kerabat itu. [bay]