"Kita perlu membunyikan alarm dan memastikan ini adalah terakhir kalinya orang-orang meninggal akibat panas di Eropa," tegas Saheb.
Gelombang panas di Eropa semakin sering, intens, dan lama, dengan tahun 2023 menjadi tahun terpanas yang pernah tercatat. Para ilmuwan memperkirakan 2024 akan segera menggantikannya.
Baca Juga:
Peringatan Dini Kekeringan Meteorologis: Wilayah RI Terdampak hingga Agustus 2024
Saheb menegaskan, "Pemanasan global membunuh banyak orang," dan menekankan perlunya pengakuan akses ke pendinginan sebagai hak untuk mengatasi ketimpangan yang diakibatkan oleh statusnya sebagai barang konsumen.
Sementara itu, Alby Duarte Rocha dari Universitas Teknik Berlin mengungkapkan bahwa pendapatan rendah sering kali membuat orang tidak memiliki banyak suara mengenai lingkungan tempat tinggal mereka, sehingga mereka cenderung tinggal di area dengan lebih sedikit pohon dan ruang hijau.
Rocha menyebutkan fenomena 'gentrifikasi hijau', di mana area dengan vegetasi lebih diminati, mendorong penduduk berpendapatan rendah keluar dari area kota yang lebih sejuk.
Baca Juga:
Suhu Membara di Medan, BBMKG Prediksi Gelombang Panas Terus Berlanjut
[Redaktur: Elsya Tri Ahaddini]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.