WAHANANEWS.CO, Jakarta - Pemerintahan Presiden Amerika Serikat Donald Trump dilaporkan telah memecat lebih dari 300 staf Badan Keamanan Nuklir Nasional (NNSA).
CNN, mengutip sumber yang mengetahui masalah tersebut, melaporkan bahwa pemutusan hubungan kerja itu terjadi pada Kamis (13/2/2025) malam.
Baca Juga:
China Tegaskan Siap Hadapi Perang Dagang, Serukan Dialog Setara
Pemecatan ini mencakup pegawai yang bekerja di fasilitas-fasilitas utama, termasuk mereka yang bertugas mengawasi kontraktor pembangunan dan melakukan inspeksi terhadap senjata nuklir.
Menurut laporan, para pejabat yang menetapkan pedoman bagi kontraktor dalam pembuatan senjata nuklir juga termasuk dalam daftar yang diberhentikan.
Namun, Juru Bicara Departemen Energi membantah jumlah staf yang dipecat. Ia menegaskan bahwa hanya "kurang dari 50 orang" yang diberhentikan, mayoritas dari mereka merupakan staf administratif dan klerikal.
Baca Juga:
AMRO Prediksi Ekonomi RI Tumbuh 5% di 2025, Di Bawah Target
Berlanjut ke Badan Arsip Nasional
Sehari setelah pemecatan massal di NNSA, CNN kembali melaporkan bahwa pemerintahan Trump juga menargetkan Badan Arsip Nasional (NARA).
Mengutip sumber yang mengetahui situasi tersebut, laporan itu menyebutkan bahwa para pejabat senior di NARA dipaksa untuk mundur sebagai bagian dari perombakan besar-besaran di lembaga tersebut.
Langkah ini memicu spekulasi tentang arah kebijakan administrasi Trump terhadap badan-badan penting negara, terutama yang berkaitan dengan keamanan nasional dan pengelolaan arsip pemerintahan.
[Redaktur: Rinrin Kaltarina]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.