Farideh Moradkhani berujar, rakyat Iran sedang berperang dengan pemerintah asing yang mendukung rezim Iran.
Dia turut meminta negara-negara demokratis untuk menarik perwakilan mereka dari Iran dan mengusir perwakilan Iran dari negara mereka sendiri.
Baca Juga:
Balas Israel, Iran Disebut Bakal Tingkatkan Kekuatan Hulu Ledak
“Yang sangat dibutuhkan adalah tidak mendukung rezim yang membunuh ribuan orang Iran selama empat hari pada November 2019 sementara dunia hanya menonton,” tambahnya.
Farideh Moradkhani dan Mahmoud Moradkhani adalah anak dari Ali Tehrani, seorang ulama sekaligus tokoh oposisi lama yang menikah dengan saudara perempuan Ayatollah Ali Khamenei, Badri Hosseini Khamenei. Tehrani meninggal bulan lalu.
Farideh Moradkhani sebelumnya sudah pernah ditangkap pada 13 Januari saat dalam perjalanan pulang.
Baca Juga:
Elon Musk Beberkan Alasan Tangguhkan Akun X Pemimpin Tertinggi Iran
Setelah ditangkap, pasukan keamanan Iran dilaporkan menggeledah rumah Farideh Moradkhani dan menyita beberapa barangnya, menurut sejumlah organisasi hak asasi manusia.
Gerakan protes Iran yang sedang berlangsung awalnya dipicu oleh kematian Mahsa Amini (22) dalam tahanan polisi moral Iran pada September.
Setelah itu, gelombang protes menjalar dengan cepat dan tersebar lebih dari 150 kota dan 140 universitas di 31 provinsi di Iran, menurut Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia Kepala Volker Turk.