WahanaNews.co | Serangan Rusia di Kota Bakhmut, Ukraina timur, belakangan ini terhenti. Pihak Rusia maupun Ukraina kerepotan lantaran menderita banyak korban.
Informasi tersebut dilaporkan Kementerian Pertahanan Inggris melalui pembaruan informasi intelijennya pada Sabtu (25/3/2023) melalui Twitter.
Baca Juga:
Bantu Rusia, Terungkap Kim Jong Un Kirim Tentara ke Ukraina
Kementerian menuturkan, terhentinya serangan di Bakhmut tak lepas dari ketegangan atau konflik antara Kementerian Pertahanan Rusia dengan tentara bayaran Grup Wagner.
“Besar kemungkinan Rusia mengalihkan fokus operasionalnya ke Avdiivka, selatan Bakhmut, dan ke sektor Kremina-Svatove di utara,” sebut Kementerian Pertahanan Inggris.
Di sana, kata Kementerian Pertahanan Inggris, bisa jadi Rusia hanya ingin menstabilkan garis depan, sebagaimana dilansir UPI.
Baca Juga:
3 Negara Ini Melarang Warganya Tersenyum kepada Orang Lain, Kok Bisa?
Perebutan penguasaan kota Bakhmut sudah berlangsung lebih dari delapan bulan. Meskipun demikian, pasukan Ukraina mampu mempertahankan kendali.
Pada saat yang sama, militer Ukraina mengumumkan bahwa operasi Rusia di kota Bakhmut mengalami sedikit penurunan.
Panglima Angkatan Bersenjata Ukraina, Jenderal Valery Zaluzhniy, mengungkapkan situasi Bakhmut saat ini kepada Panglima Tertinggi Inggris, Laksamana Sir Tony Radakin.
Zaluzhniy mengatakan Ukraina masih milik Bakhmut. Namun, perjuangan mempertahankan Bakhmut harus dibayar mahal.
Meski mengalami kesulitan, kata Zaluzhniy, pasukan Ukraina di Bakhmut berhasil menstabilkan situasi di sana.
Ukraina mengumumkan pada hari Sabtu bahwa pasukannya telah berhasil menembak jatuh sebuah helikopter militer Mi-24 Rusia.