WahanaNews.co | Waswas akan perang dunia ketiga kian mengemuka seiring konflik global yang masih terjadi seperti perang Rusia vs Ukraina, ketegangan China dan Taiwan, dan ribut-ribut di Semenanjung Korea.
Tak hanya itu, kesepakatan trilateral antara Australia, Inggris, dan Amerika Serikat atau AUKUS juga memicu kekhawatiran. Banyak pihak menilai perjanjian itu bisa memicu perlombaan senjata di kawasan karena AUKUS membawa unsur kapal selam nuklir.
Baca Juga:
Lima Negara yang Dapat Menjadi Sekutu Indonesia dalam Perang Dunia ke-3
Narasi perang dunia ketiga bak tak henti menjadi pembicaraan lantaran perang Rusia dan Ukraina yang terus berkecamuk. Apalagi, muncul soal kemungkinan menggunakan senjata nuklir dari Rusia.
Lalu apa yang terjadi jika perang dunia ketiga pecah?
Hubungan diplomatik putus
Baca Juga:
Jokowi Katakan Harga Gandum dan Pupuk Naik Imbas Perang Ukraina dan Rusia
Menurut laporan situs edukator AS, Findingdulcinea, salah satu dampak paling signifikan dari perang dunia ketiga adalah kepercayaan yang hilang di antara negara-negara kuat.
Kepercayaan yang luntur berimbas pada pemutusan hubungan diplomatik dan ketegangan semakin meningkat karena sulit menyelesaikan secara damai.
Ekonomi porak-poranda
Ekonomi juga bakal terdampak jika perang dunia ketiga meletus.
Pasar keuangan akan kacau, perdagangan internasional terganggu, bahkan negara dengan ekonomi paling stabil pun bakal goyah.
Seiring banyak negara yang fokus terhadap perang dan persaingan geopolitik, perjanjian perdagangan bakal runtuh dalam semalam dan sanksi komprehensif bisa dijatuhkan
Selain itu, rantai pasokan global akan menghadapi tantangan berat karena negara ramai-ramai menerapkan langkah ketat.
Senjata nuklir mungkin digunakan
Senjata nuklir juga bisa digunakan dan menimbulkan kehancuran luar biasa.
Ledakan satu bom nuklir akan menghancurkan sejumlah wilayah secara luas dan bisa menjadi bencana global yang tak pernah terjadi sebelumnya.
Perang siber
Perang dunia maya atau menyerang sistem komputer negara musuh kemungkinan akan digunakan.
Aspek penting seperti jaringan komunikasi dan infrastruktur penting dapat menjadi target utama peretas selama Perang Dunia Ketiga.
Gelombang pengungsi
Perang juga akan mengakibatkan jutaan orang di zona konflik meninggalkan rumah mereka untuk mencari tempat yang lebih aman.
Para pengungsi ini kemungkinan akan mencari suaka di negara tetangga dan negara tuan rumah akan kewalahan dengan gelombang pengungsi.
Ketahanan pangan terancam
Ketika medan perang meluas di seluruh wilayah pertanian dan perdagangan terhenti karena penegakan embargo atau ancaman perang, kemungkinan besar sebagian besar populasi global akan mengalami kekurangan pangan yang parah.
Perang juga menyebabkan lahan pertanian rusak dan pasokan pangan tak mencukupi.[eta]