WahanaNews.co, Jakarta - Presiden Joko Widodo (Jokowi) membeberkan dampak perang yang turut dirasakan Indonesia.
Menurutnya, meski perang terjadi di negara yang jauh, tapi hal itu berdampak pada naiknya harga sejumlah komoditas, termasuk gandum dan pupuk.
Baca Juga:
Pangkas 145 Regulasi, Kebijakan Distribusi Pupuk Langsung Ke Petani Dinilai Tepat
Jokowi merujuk pada perang yang terjadi antara Rusia dan Ukraina. Ia menyebut Indonesia masih mengandalkan kedua negara itu untuk memenuhi kebutuhan gandum dan pupuk.
"Pada saat awal-awal perang di Ukraina kita tenang-tenang karena merasa perangnya di negara yang sangat jauh dari kita. Tetapi perang di sana juga berdampak pada kita. Dampaknya adalah harga gandum naik, harga pupuk naik, karena ternyata bahan pupuk yang kita produksi di Indonesia berasal dari Rusia dan Ukraina," ujarnya dalam Pembukaan Kongres HMI XXXII dan Munas Kohati XXV 2023, disiarkan YouTube Sekretariat Presiden, Jumat (24/11/2023).
Ia menjelaskan, dari 11 juta total impor gandum Indonesia, 30% di antaranya berasal dari Rusia dan Ukraina.
Baca Juga:
Mendagri Apresiasi Perjuangan Mentan Amran Tambah Alokasi Pupuk
Permasalahan soal gandum ini juga pernah didiskusikan Jokowi dengan Presiden Rusia, Vladimir Putin dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky.
"Gandum 11 juta ton gandum yang kita impor, 30% itu dari Ukraina dan rusia. Saat saya bertemu dengan presiden Zelensky, presiden Zelensky menyampaikan stok gandum di Ukraina 77 juta ton. Itu Berhenti dan tidak bisa keluar ke mana-mana. Artinya negara-negara yang butuh gandum itu jadi tidak ada," tuturnya.
Artinya, kata Jokowi, perang yang terjadi di suatu negara dampaknya turut dirasakan negara lain.