WahanaNews.co | Pemerintah Amerika Serikat menyatakan pihaknya "sangat prihatin" atas bentrokan antara warga Palestina dan polisi Israel di kompleks masjid Al-Aqsa Yerusalem.
Lebih dari 150 orang terluka dalam bentrokan tersebut. Dilansir detikcom dari kantor berita AFP, Sabtu (16/4/2022), bentrokan itu terjadi setelah tiga minggu kekerasan mematikan di Israel dan Tepi Barat yang diduduki.
Baca Juga:
Donald Trump Mulai Umumkan Nominasi Anggota Kabinet, Ini Daftarnya
Ketegangan di Yerusalem meningkat saat bulan suci Ramadan, bertepatan dengan perayaan Paskah Yahudi dan Paskah Kristen tahun ini.
"Kami menyerukan semua pihak untuk menahan diri (dan) menghindari tindakan provokatif dan retorika," kata juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Ned Price dalam sebuah pernyataan.
"Kami mendesak para pejabat Palestina dan Israel untuk bekerja sama meredakan ketegangan dan memastikan keselamatan semua orang," imbuh Price.
Baca Juga:
Prabowo Dukung Solusi Dua Negara untuk Selesaikan Konflik Palestina
Sebelumnya, pihak kepolisian Israel mengatakan bentrokan berawal dari "lusinan pria bertopeng" yang berbaris ke masjid Al-Aqsa menyalakan kembang api.
Selanjutnya sebagian orang lalu tiba-tiba melemparkan batu ke arah Tembok Barat, tempat yang dianggap sebagai situs paling suci di mana orang Yahudi dapat berdoa.
Saksi mata mengatakan warga Palestina melemparkan batu ke pasukan Israel, yang kemudian menembakkan peluru berlapis karet dan granat suara.
Dinas ambulans Bulan Sabit Merah Palestina mengatakan 153 orang dirawat di rumah sakit dan "puluhan" lainnya dirawat di tempat kejadian. Sedangkan setidaknya tiga polisi Israel terluka.
Sementara itu, Menteri Luar Negeri Israel Yair Lapid mengatakan bentrokan yang terjadi pada hari Jumat (15/4) itu "tidak dapat diterima". [JP]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.