Sogavare juga mengatakan pakta itu mencakup kegiatan kepolisian karena kesepakatan dengan mitra tradisionalnya --Australia-- "tidak memadai".
"Kami tidak berusaha untuk menjauh dari Australia tetapi mencari lebih banyak kerja sama dengan China," kata Sisilo.
Baca Juga:
Bertemu PM Li Qiang, Jokowi Dorong Realisasi Kerja Sama Konkret Indonesia-RRT
Dia mengatakan bahwa angka pengangguran merupakan faktor penyebab dari kerusuhan yang terjadi pada November 2021 itu.
Untuk itu, kata dia, Canberra dapat "lebih memajukan hubungan Australia dan Solomon" dengan memberikan lebih banyak visa kerja dan izin tinggal permanen.
Australia telah memberikan 3.000 visa kepada warga Kepulauan Solomon di bawah skema tenaga kerja yang memungkinkan penduduk pulau Pasifik itu untuk bekerja di daerah pedesaan Australia.
Baca Juga:
Jokowi Terima Kunjungan Resmi PM Li Qiang di Istana Merdeka
"Kalau saja skema itu dapat diperluas ke seluruh kota metropolitan Australia ... di mana permintaan akan tenaga kerja tukang ledeng, tukang batu, pengasuh, pembantu rumah tangga ... sangat besar," ujar Sisilo.
Kepulauan Solomon memiliki populasi sekitar 700.000 orang dan bergantung pada bantuan asing dari Australia, dan semakin bergantung pada China, untuk meningkatkan ekonominya. [gun]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.