WahanaNews.co | Polisi Filipina menembak mati tiga narapidana, termasuk seorang gerilyawan terkemuka Abu Sayyaf, setelah mereka menikam seorang petugas penjara dan menyandera mantan senator oposisi yang ditahan, Minggu (9/10/2022).
Menurut polisi, ini adalah upaya melarikan diri dari penjara dengan keamanan maksimum di kamp polisi utama di Metropolitan Manila. Upaya itu berhasil digagalkan.
Baca Juga:
Barantin Sulawesi Utara Musnahkan 144 Ekor Ayam Tanpa Dokumen Karantina Resmi
“Mantan Senator Leila de Lima tidak terluka dan dibawa ke rumah sakit untuk pemeriksaan,” kata Kepala polisi nasional, Jenderal Rodolfo Azurin Jr, seperti dikutip dari Channel News Asia.
Dilaporkan pula, salah satu dari tiga narapidana menikam seorang petugas polisi yang sedang mengantarkan sarapan kepada narapidana setelah subuh. Seorang petugas polisi yang ditempatkan di menara penjaga melepaskan tembakan peringatan.
“Petugas itu kemudian menembak dan membunuh dua tahanan, termasuk komandan Abu Sayyaf Idang Susukan, ketika mereka menolak untuk menyerah,” kata polisi.
Baca Juga:
Batak di Filipina, Satu dari 7 Suku yang Terancam Punah
Azurin menjelaskan, narapidana ketiga lari ke sel de Lima dan menyanderanya sebentar. Tetapi, dia juga ditembak mati oleh pasukan komando polisi. “Dia aman. Kami dapat dengan cepat menyelesaikan insiden di dalam pusat penahanan,” kata Azurin kepada wartawan.
Dia mengatakan kepada stasiun radio lokal DZBB bahwa de Lima tampaknya tidak menjadi sasaran.
"Mereka melihatnya sebagai penutup yang ideal. Niat mereka sebenarnya adalah untuk melarikan diri," katanya.