Kelompok-kelompok hak asasi dan warga yang tinggal di kawasan berpendapatan rendah dengan penduduk dari ras campuran, yang mengelilingi kota-kota besar di Prancis, telah sejak lama mengeluhkan kekerasan polisi dan rasisme sistemik di lembaga penegak hukum.
Kantor Hak Asasi Manusia PBB mengatakan kerusuhan yang terjadi ini merupakan kesempatan bagi Prancis “untuk mengatasi masalah rasisme yang sangat dalam soal penegakan hukum.”
Baca Juga:
Cerita CEO Telegram Pavel Durov Diduga Miliki Empat Paspor
Presiden Emmanuel Macron menyangkal adanya rasisme sistemik di Prancis. Meskipun demikian pada Minggu, (2/7/2023) Macron melangsungkan pertemuan khusus dengan sejumlah menteri dan pejabat keamanan untuk mengkaji situasi yang bergejolak itu.
Macron telah menangguhkan lawatan kenegaraannya ke Jerman, yang sedianya dimulai pada Minggu 2 Juli ini. Lawatan yang direncanakan sejak lama ini awalnya diproyeksikan sebagai lawatan pertama seorang presiden Prancis ke Jerman dalam 23 tahun. [sdy]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.