Lin Jiang menambahkan, China berkomitmen untuk bekerja sama dengan negara-negara tetangganya dalam menyelesaikan perselisihan dan mendorong stabilitas serta hasil yang saling menguntungkan.
China siap meningkatkan kolaborasi maritim, termasuk dengan Indonesia, demi mencapai konsensus dan kesepakatan dalam wilayah dengan klaim tumpang tindih.
Baca Juga:
China Kucurkan Dana Triliunan untuk Program Makan Bergizi di Era Prabowo-Gibran
Dalam kesepakatan yang disaksikan oleh Presiden Prabowo Subianto dan Presiden Xi Jinping pada 9 November 2024, Indonesia dan China juga menandatangani tujuh perjanjian bilateral, termasuk Pedoman Kerja Sama Teknis (Technical Cooperation Guidelines/TCG) yang mencakup aspek kolaborasi untuk meningkatkan kesejahteraan nelayan dan mengoptimalkan sektor hilirisasi perikanan.
TCG terdiri dari 12 poin kerja sama antara Indonesia dan China, meliputi pembentukan perusahaan patungan, kapal penangkap ikan, dan kuota tangkapan.
Selain itu, cakupan kerja sama termasuk pengembangan fasilitas perikanan, pelatihan keterampilan, serta pengumpulan data terkait sektor perikanan.
Baca Juga:
Presiden Prabowo Perintahkan Anak Buahnya Bersih dari Dendam Politik
Menteri Kelautan dan Perikanan Indonesia, Sakti Wahyu Trenggono, menyebutkan bahwa perjanjian TCG ini merupakan langkah strategis untuk memperkuat ketahanan pangan dan meningkatkan pendapatan negara.
Kementerian Luar Negeri RI berharap kerja sama maritim ini mencakup berbagai aspek ekonomi, terutama di sektor perikanan dan konservasi perikanan, sesuai dengan prinsip saling menghormati dan aturan hukum yang berlaku di masing-masing negara.
Bagi Indonesia, kerja sama ini harus sejalan dengan peraturan kewilayahan, undang-undang kelautan internasional yang diratifikasi, serta ketentuan delimitasi batas maritim dan pengelolaan perikanan yang diatur dalam peraturan nasional.