WahanaNews.co |
Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei mengatakan Amerika Serikat (AS) tampaknya tak tertarik untuk mengakhiri pertempuran di Ukraina, yang menurutnya dipicu oleh aliansi militer Barat.
Baca Juga:
Bantu Rusia, Terungkap Kim Jong Un Kirim Tentara ke Ukraina
"Amerika Serikat sebenarnya memulai perang di Ukraina," katanya dalam pidatonya di Mashhad.
"Amerika Serikat meletakkan dasar perang ini untuk memperluas NATO ke arah timur," tambahnya.
"Sekarang Amerika Serikat juga yang paling diuntungkan dari perang di Ukraina," kata Khamenei.
Baca Juga:
3 Negara Ini Melarang Warganya Tersenyum kepada Orang Lain, Kok Bisa?
"Orang miskin di Ukraina berada dalam masalah dan perusahaan senjata Amerika mendapat untung, jadi mereka tidak akan menghentikan perang," tambahnya. Khamenei terus menekankan sikap Teheran bahwa pihaknya tidak terlibat dalam perang dan membantah klaim Barat bahwa Iran memasok drone bersenjata yang digunakan Rusia dalam konflik tersebut.
Dalam beberapa bulan terakhir, pemerintah Barat telah menjatuhkan banyak sanksi terhadap unit dan pejabat Iran atas tuduhan mempersenjatai Rusia.
Sedangkan Iran berusaha meningkatkan hubungan politik dan ekonominya dengan Moskow dan Beijing di tengah meningkatnya ketegangan dengan Barat terkait perang di Ukraina, menghentikan pembicaraan untuk memulihkan kesepakatan nuklir 2015 dan protes anti-pemerintah sejak September.
Dalam pidatonya pada hari Selasa, Khamenei mengakui bahwa relasinya dengan Barat terganggu, tetapi memastikan Teheran akan menemukan sekutu di tempat lain.
"Ya, hubungan kita dengan Barat memburuk. Kami tidak memiliki hubungan dengan Amerika dan hubungan kami dengan Eropa memburuk. Tapi kami telah 100 persen memperkuat hubungan kami dengan Asia dan akan terus melakukannya," katanya.
Selama kunjungan ke Teheran pada bulan Juli, Khamenei mengatakan kepada Vladimir Putin bahwa NATO akan memulai perang jika presiden Rusia "tidak mengambil inisiatif".
Pemimpin Iran itu berbicara saat Presiden China Xi Jinping berada di Moskow untuk berbicara dengan Putin. Xi Jinping mengusulkan solusi politik untuk perang selama bertahun-tahun.
Ketika Xi dan Putin mengadakan pembicaraan hari kedua, kepala NATO Jens Stoltenberg memperingatkan China agar tidak memasok senjata ke Rusia.
melansir Sindonews, AS dan Eropa telah menyatakan skeptis tentang rencana perdamaian China dengan juru bicara Dewan Keamanan Nasional AS John Kirby mengatakan seruannya untuk gencatan senjata dalam keadaan saat ini tidak dapat diterima.
China awal bulan ini memediasi kesepakatan yang sangat dinantikan antara Iran dan Arab Saudi yang diperkirakan akan menghasilkan dalam beberapa minggu memulihkan hubungan diplomatik mereka setelah tujuh tahun.
Dalam prosesnya, Beijing memposisikan diri sebagai kekuatan politik baru di kawasan Timur Tengah. [afs/eta]