WahanaNews.co | Taliban
merebut 6 ibu kota provinsi di Afghanistan hanya dalam waktu empat hari.
Kelompok pemberontak itu kian percaya diri dengan kemampuannya.
Baca Juga:
Taliban Persekusi Ratusan Perempuan Afghanistan
Juru bicara kelompok bersenjata Taliban pada Senin pagi
mengirim pesan ke media, mengklaim telah merebut Aibak, ibu kota provinsi
utara, Samangan.
Wakil Gubernur Provinsi Samangan mengkonfirmasi
pengambilalihan tersebut kepada kantor berita
AFP.
Baca Juga:
Taliban Larang Anak Perempuan Berusia 10 Tahun untuk Sekolah
"Taliban dalam
kendali penuh," ujar wakil gubernur itu, tak lama setelah juru bicara Taliban
mencuit bahwa semua instalasi pemerintah dan kepolisian di Aibak telah
"dibersihkan".
Kelompok Taliban mengatakan para pejuangnya sekarang
menguasai kompleks gubernur provinsi, direktorat intelijen, markas besar
kepolisian dan semua gedung resmi lainnya.
Samangan adalah provinsi kelima yang jatuh ke tangan Taliban
dalam waktu kurang dari sepekan, dan keenam secara keseluruhan.
Tidak seperti Jowzjan, Kunduz dan Sar-e-Pol, Samangan pernah
dikenal sebagai salah satu provinsi teraman di Afghanistan, dengan sedikit kehadiran
Taliban.
Namun, tiga tahun terakhir melihat kehadiran kelompok yang
berkembang pesat di provinsi tersebut.
Jatuhnya Samangan akan menambah ketegangan pada kondisi
keamanan Afghanistan yang sudah memburuk, karena pasukan komando dan tentara
cadangan dikirim ke provinsi-provinsi yang bergolak.
Sementara itu, penduduk di Kandahar, Herat dan Lashkar Gah
mengatakan pertempuran masih berkecamuk di dekat ibu kota mereka, yang telah
coba dikuasai Taliban selama lebih dari sebulan.
Pada Minggu, Kementerian Pertahanan Afghanistan mengklaim
telah meluncurkan operasi pembersihan di Kunduz, tetapi penduduk yang berbicara
kepada Al Jazeera mengatakan, "Taliban menghabiskan sebagian besar hari Senin
untuk mencoba lebih dekat ke bandara."
Menurut sumber di lapangan, kelompok Taliban berhasil
mencapai jarak tiga kilometer dari Bandara dan pertempuran berlanjut di kota.
Dengan jalan dari Kabul ke Kunduz telah berada dalam kendali
pemberontak selama beberapa bulan, warga khawatir pengambilalihan bandara oleh
Taliban akan menjadi "bencana" yang menghalangi para pejabat dan warga
mengungsi.
Pejabat kesehatan di Kunduz mengatakan mereka telah merawat
puluhan warga sipil yang terluka sejak Minggu sore, ketika Taliban pertama kali
mengibarkan bendera putih mereka dari alun-alun utama kota. [dhn]