WahanaNews.co | Kirgistan menuduh Tajikistan
melanggar gencatan senjata dengan menembaki rumah-rumah pada Sabtu (1/5/2021).
Mereka
juga mengatakan, 33 rakyatnya tewas dalam bentrokan perbatasan paling mematikan
antara kedua negara sejak kemerdekaan mereka dari Uni Soviet.
Baca Juga:
Bantu Rusia, Terungkap Kim Jong Un Kirim Tentara ke Ukraina
Gencatan
senjata langsung disepakati pada Kamis (29/4/2021), beberapa jam setelah pertempuran
sengit meletus di perbatasan yang lama disengketakan.
Namun, komite keamanan nasional Kirgistan
pada Sabtu (1/5/2021) melaporkan, militer Tajikistan menembaki rumah-rumah di
distrik Leilik wilayah Batken barat daya Kirgistan yang berbatasan dengan
Tajikistan.
Komite
keamanan turut mengatakan, warga desa sudah dievakuasi dari rumah-rumah sebelum
penembakan dimulai pada 06.45 GMT kemarin.
Baca Juga:
Usai Puluhan Tentara Ogah Balik Perang ke Gaza, Israel Kalang Kabut
Dalam
pengumuman sebelumnya, Kirgistan menuduh Tajikistan memblokir jalan strategis yang
menghubungkan wilayah Kirgiz dengan bagian lain negara itu.
Kirgistan
juga mengumumkan hari berkabung pada Sabtu dan Minggu, sedangkan Kementerian
Kesehatan menyebutkan jumlah korban tewas naik dari 31 menjadi 33.
Sejak
perang Kirgistan-Tajikistan pecah pada Kamis, lebih dari 100 orang Kirgiz
terluka dan tak kurang dari 30 properti hancur menurut keterangan Kirgistan.
Sementara
itu Tajikistan yang merupakan negara otoriter tertutup, belum secara resmi
mengumumkan angka kematian atau kerusakan, dan belum mengonfirmasi bahwa
pertempuran masih berlanjut.
Kantor
berita AFP melaporkan, perang
Tajikistan-Kirgistan kali ini adalah yang terparah selama 30 tahun kemerdekaan
kedua negara.
Ketidaksepakatan
perbatasan antara tiga negara yang berbagi Lembah Fergana yang subur melibatkan
Kirgistan, Tajikistan, dan Uzbekistan.
Konflik
ini berasal dari demarkasi yang dibuat selama era Soviet. [dhn]