WahanaNews.co | Bidikan kamera AFP News Agency menangkap pemandangan tidak biasa di sudut Kota Almaty, Kazakhstan. Usai sepekan terjadinya kekacauan di kota terbesar kedua di Kazakhstan itu, pasukan dari unit Organisasi Perjanjian Keamanan Kolektif (CSTO) Rusia, tampak berjaga-jaga di tengah suasana berkabung awal pekan ini.
Aksi demonstrasi yang dipicu atas kenaikan harga gas itu, telah menyebabkan kerusakan parah dan jatuhnya korban.
Baca Juga:
Jaga Pemakaman Lukas Enembe, Kapolri Minta Aparat Siaga di Papua
Presiden Kazakhstan Kassym-Jomart Tokayev mengatakan, sebanyak 8.000 demonstran telah ditahan oleh otoritas keamanan.
“Kami menahan sekitar 8.000 orang, dan aparat penegak hukum dan departemen khusus memeriksa keterlibatan mereka dalam tindakan teroris, pembunuhan, penjarahan, dan kejahatan lainnya,” ungkap Presiden Tokayev dalam rapat yang digelar secara daring bersama anggota parlemen, Selasa (11/01/2022) dikutip kamis (13/01/2022).
Tokayev menegaskan penahanan ribuan demonstran tersebut sebagai upaya mengidentifikasi keterlibatan teroris dalam kekacauan yang terpusat di Kota Almaty.
Baca Juga:
Kerusuhan di Prancis Mulai Mereda Pasca Penembakan Seorang Remaja Arab
“Kami mencegah ancaman berbahaya bagi keamanan negara sebagai bagian dari misi kontra-teroris. Kami mencoba mengidentifikasi orang-orang yang melakukan kejahatan itu,” imbuhnya.
Presiden Kazakhstan itu bahkan menuduh keterlibatan pejuang asing dari Afghanistan dan Timur Tengah.
Dalam rapat secara daring Tokayev menyebut 2.000 pasukan CSTO Rusia sukses dalam menjaga keamanan dan penarikan pasukan akan dilakukan dalam dua hari.