“Misi utama pasukan penjaga perdamaian CSTO telah berhasil diselesaikan. Penarikan bertahap kontingen penjaga perdamaian CSTO akan dimulai dalam dua hari. Proses penarikan, kontingen akan memakan waktu tidak lebih dari 10 hari,” terang Presiden Kazakhstan.
Presiden Rusia Vladimir Putin dalam rapat secara daring menjelaskan, mengenai objektivitas pengiriman 2.000 pasukan CSTO ke Kazakhstan.
Baca Juga:
Jaga Pemakaman Lukas Enembe, Kapolri Minta Aparat Siaga di Papua
“Tentu saja kami memahami bahwa peristiwa di Kazakhstan bukanlah yang pertama dan jauh dari upaya terakhir campur tangan luar dalam urusan internal negara kami. Tindakan yang diambil dengan jelas menunjukkan, kami tidak akan membiarkan campur tangan seperti itu yang disebut sebagai skenario revolusi warna terjadi,” papar Putin.
Di tengah suasana berkabung negara itu, Tokayev menunjuk Alikhan Smailov sebagai Perdana Menteri Baru.
“Hari ini kami menunjuk pengaturan perdana menteri baru dari sejumlah tugas khusus dan menugaskan perdana menteri dengan mengembangkan kerangka kerja pemerintah untuk tindakan untuk 2022 dalam waktu tiga minggu,” ucap Tokayev.
Baca Juga:
Kerusuhan di Prancis Mulai Mereda Pasca Penembakan Seorang Remaja Arab
Kekacauan di Kazakhstan turut menyebabkan kerugian materi yang diperkirakan mencapai hingga USD 57 juta.
Data Kementerian Kesehatan Kazakhstan menyebut lebih dari 1.300 orang terluka dan 164 orang meninggal dunia termasuk anggota polisi.
Demonstrasi dimulai pada Minggu (02/01/2022) di kota Zhanaozen, pusat minyak dan lokasi bentrokan mematikan antara pengunjuk rasa dan polisi lebih dari 10 tahun yang lalu, setelah diumumkannya harga gas cair naik dari 60 menjadi 120 tenge (USD 0,14 menjadi USD 0,28) per liter mulai 1 Januari 2022.