WahanaNews.co | Agresi militer Rusia ke Ukraina diklaim tak bermaksud menghancurkan negara eks Uni Soviet itu.
"Saya tekankan sekali lagi apa yang ditolak media Barat dan pendirian Barat: operasi (militer) ini tak ditujukan untuk penduduk sipil," ujar Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, Maria Zakharova, dalam konferensi pers pada Kamis (17/3/2022) dikutip TASS, menyadur dari CNNIndonesia.com.
Baca Juga:
Bantu Rusia, Terungkap Kim Jong Un Kirim Tentara ke Ukraina
Ia kemudian melanjutkan, "Operasi ini tak bermaksud merebut wilayah negara, menghancurkan negara atau menggulingkan presiden saat ini. Kami terus katakan ini lagi dan lagi."
Menurut Zakharova, media Barat membentuk gambaran yang benar-benar terdistorsi dari peristiwa terkini di Ukraina.
"Mereka merusak informasi penduduk mereka sendiri. Mereka adalah alat propaganda di tangan politisi mereka," ujar dia lagi.
Baca Juga:
Selama di Indonesia Paus Fransiskus Tak Akan Naik Mobil Mewah-Anti Peluru
Pada 9 Maret lalu, Zakharova juga mengatakan tak berniat menggulingkan Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky.
"(militer Rusia tak ditugaskan) untuk menggulingkan pemerintah (Ukraina) saat ini," ucap dia dikutip AFP.
Sebelumnya beredar rumor Rusia akan menggulingkan pemerintahan Zelensky. Beberapa pihak juga menyatakan serangan Moskow tak akan berhenti jika tujuan tersebut belum tercapai.
Rusia disebut menginginkan agar Ukraina memenuhi kepentingan mereka. Sejumlah pengamat menilai agar Kyiv menjadi negara penyangga saja dengan catatan memenuhi kepentingan Barat dan Moskow.
Presiden Rusia, Vladimir Putin, melancarkan invasi ke Ukraina pada 24 Februari lalu. Ia mengklaim tujuan tindakan tersebut untuk demiliterisasi dan denazifikasi Ukraina, bukan menduduki negara itu.
Kementerian Pertahanan Rusia juga menyatakan pasukan mereka tak menyerang kota-kota. Senjata hanya mereka gunakan untuk menargetkan infrastruktur militer.
Namun realitas di lapangan tak demikian. Pasukan Rusia membombardir rumah sakit bersalin, apartemen, taman kanak-kanak dan area sipil lain.
Mereka juga menyerang kota-kota seperti Kharkiv dan ibu kota Ukraina, Kyiv. Beberapa kali terdengar ledakan di wilayah tersebut. Beberapa kali pasukan Rusia juga mencoba memasuki Kyin namun berhasil dicegah pasukan Ukraina.
Sejak hari pertama invasi korban tewas terus berjatuhan. Menurut PBB, korban meninggal mencapai 636 orang dan 1.125 terluka, sementara menurut pemerintah Ukraina korban meninggal sebanyak 2.000 jiwa. [tum]