WahanaNews.co | Korban tewas di Turki atau Turkiye usai gempa hebat pada hari Senin (6/2/2023) telah meningkat jadi 21.043. Hal itu disampaikan Presiden Turkiye Recep Tayyip Erdogan.
Jumlah orang yang tewas di Suriah dilaporkan 3.553, menurut AFP, sehingga jumlah gabungan kematian di kedua wilayah menjadi 24.596.
Baca Juga:
Gempa Sesar Anjak Langsa Magnitudo 4.4, Guncangan Kuat di Wilayah Perbatasan Aceh-Medan
Sementara itu, Otoritas Manajemen Bencana dan Darurat (Afad) negara itu mengatakan pada hari Sabtu (11/2/2023) bahwa jumlah korban tewas di Turkiye telah meningkat menjadi 20.937, yang akan membawa jumlah gabungan kematian di kedua wilayah menjadi sekitar 24.596.
Angka-angka ini dapat bervariasi tergantung pada sumbernya.
Sementara itu Sekjen PBB meyakini korban tewas kemungkinan akan meningkat lebih dari dua kali lipat.
Baca Juga:
Pemkot Jakarta Barat Sosialisasi Mitigasi Gempa, Antisipasi Megathrust
Berbicara kepada Kay Burley di Sky News di Adana di Turkiye, Martin Griffiths mengatakan dia memperkirakan puluhan ribu kematian lagi.
Setidaknya 24.596 orang telah dikonfirmasi tewas setelah gempa magnitudo 7,8 itu, yang diikuti dengan beberapa gempa susulan.
"Saya pikir sulit untuk memperkirakan dengan tepat, apalagi yang berada di bawah puing-puing, tetapi saya yakin korban akan berlipat ganda atau lebih," kata Griffiths, melansir Kompas.com.
“Menakutkan. Ini adalah alam yang menyerang balik dengan cara yang sangat keras. Sangat mengejutkan. Ada gagasan bahwa pegunungan puing-puing ini masih menahan orang, beberapa dari mereka masih hidup," tambahnya.
PBB mengaku saat ini belum bisa benar-benar mulai menghitung jumlah korban tewas.
Dia mengatakan bahwa periode 72 jam setelah bencana biasanya merupakan "periode emas" untuk penyelamatan, yang sejak itu telah berakhir, tetapi para penyintas masih ditarik keluar dari puing-puing.
"Pasti sangat sulit untuk memutuskan kapan harus menghentikan fase penyelamatan ini," katanya. [eta/kompas.com]