WahanaNews.co | Menteri Dalam Negeri Kenya Kithure Kindiki menyebutkan, korban tewas para pengikut aliran sesat yang mengajarkan untuk membiarkan diri kelaparan agar masuk surga di Kenya kini bertambah menjadi 89 orang, hingga Selasa (25/4/2023).
Melansir Antara, jumlah korban tewas terus meningkat dalam beberapa hari terakhir ini, usai pihak berwenang melakukan penggalian kuburan massal yang ditemukan di area seluas 800 hektar di hutan Shakahola di Kenya timur, lokasi markas Good News International Church.
Baca Juga:
Penyakit Misterius Melanda Sekolah di Kenya, 95 Siswa Tiba-tiba Lumpuh
"Saya diberitahu oleh pihak-pihak berwenang bahwa hingga saat ini, setelah kemarin ditemukan 78, kami telah menemukan 16 mayat lagi sehingga total menjadi 89," kata Kindiki.
Menurutnya, tiga orang lainnya berhasil selamat dan sudah diamankan sehingga jumlah penyintas yang ditemukan sampai saat ini menjadi 34 orang.
"Kami berterima kasih kepada Tuhan karena telah menyelamatkan nyawa orang-orang tersayang dan kami berdoa semoga Tuhan membantu mereka melewati trauma, pulih dan menceritakan kisah tentang bagaimana seorang warga Kenya, sebagai sesama manusia, memutuskan untuk melukai banyak orang, tanpa perasaan, bersembunyi atas nama Kitab Suci," kata Kindiki.
Baca Juga:
Mengenal Sameer Merali, Orang Terkaya di Kenya Berharta Rp11 Triliun
Kemungkinan, jumlah korban tewas di antara para pengikut aliran sesat itu kemungkinan akan terus bertambah.
Palang Merah Kenya mengatakan ada lebih dari 200 orang dilaporkan hilang.
Pemimpin aliran tersebut, Paul Mackenzie, ditangkap pada 14 April menyusul informasi yang menunjukkan adanya kuburan yang berisi jasad-jasad para pengikutnya.