WahanaNews.co, Jakarta - Korea Utara meluncurkan dua rudal jelajah ke perairan di wilayah Barat pada Sabtu (2/9). Peluncuran itu disebut merupakan simulasi latihan 'serangan nuklir taktis'.
Kantor berita KCNA melaporkan latihan tersebut dilakukan pada Sabtu (2/9) untuk 'memperingatkan musuh-musuh' bahwa Korea Utara siap jika terjadi perang nuklir.
Baca Juga:
Bantu Rusia, Terungkap Kim Jong Un Kirim Tentara ke Ukraina
Pasalnya, Pyongyang kembali bersumpah untuk meningkatkan daya tangkal militer terhadap Washington dan Seoul.
Dua rudal jelajah yang membawa hulu ledak nuklir tiruan ditembakkan ke arah Laut Barat semenanjung dan terbang sejauh 1.500 kilometer (930 mil) pada ketinggian yang telah ditentukan yaitu 150 meter.
Sebuah pernyataan terpisah mengatakan pemimpin Korea Utara Kim Jong-Un sebelumnya sudah mengunjungi Kompleks Mesin Pukjung, yang memproduksi mesin kapal laut, dan pabrik amunisi utama untuk menekankan pentingnya memperkuat kekuatan angkatan laut Pyongyang.
Baca Juga:
Krisis Kelahiran di Korut: Pemerintah Penjarakan Dokter Aborsi dan Sita Alat Kontrasepsi
"Dia menegaskan bahwa rapat pleno Komite Sentral WPK (Partai Pekerja Korea) di masa depan akan menetapkan modernisasi penting dari kompleks tersebut dan arah pengembangan industri pembuatan kapal," kata pernyataan KCNA.
Pernyataan itu tidak menyebutkan tanggal kunjungannya.
Uji coba rudal terbaru ini dilakukan tepat setelah latihan musim panas tahunan bersama antara Korea Selatan dan AS, yang dikenal sebagai Ulchi Freedom Shield, berakhir pada hari Kamis setelah berlangsung selama 11 hari, yang menampilkan latihan udara dengan pesawat pengebom B-1B.
Sebuah pernyataan KCNA pada 21 Agustus mengatakan Kim baru-baru ini mengunjungi armada angkatan laut yang ditempatkan di pantai timur untuk mengawasi uji coba rudal jelajah strategis di atas kapal perang, dan menekankan bahwa kapal tersebut akan mempertahankan daya gempur dalam pertempuran.
Pyongyang melihat latihan gabungan ini sebagai persiapan untuk menyerang Korut, sementara AS dan Korsel mengatakan latihan lebih bersifat pertahanan.
Pada Selasa, Kim Jong-un juga sempat mengunjungi pos latihan dan merinci rencana perang di masa depan, termasuk "meluncurkan serangan berintensitas super secara berbarengan" lewat pos-pos militer di wilayah Selatan.
Korea Selatan merespons mengenai peluncuran dua rudal jelajah ini dan sudah meningkatkan pengawasan. Namun, pejabat Korsel mengatakan spesifikasi rinci dari rudal-rudal tersebut masih diselidiki.
"Kami telah meningkatkan pengawasan dan pengintaian dan mempertahankan kesiapan dengan terus berkoordinasi dengan AS," kata bunyi pernyataan gabungan pejabat pertahanan Korsel tersebut.
Korea Utara tahun ini mencatatkan sejumlah rekor uji coba senjata, dan pada pekan lalu juga meluncurkan satelit mata-mata ke orbit walau berujung kegagalan.
Seoul dan Washington telah meningkatkan kerja sama pertahanan untuk merespons Korut, salah satunya dengan latihan bersama menggunakan jet siluman berteknologi tinggi dan aset-aset militer AS lainnya.
Hubungan Korsel-Korut juga berada di titik terendah dalam tahun-tahun terakhir, setelah upaya diplomasi denuklirisasi Pyongyang berakhir gagal.
Kim Jong-un telah mendeklarasikan Korut sebagai salah satu kekuatan nuklir dunia, dan memerintahkan peningkatan produksi nuklir termasuk untuk senjata.
[Redaktur: Sandy]