Di hari itu pula, konsentrasi udara PM2.5 di New York mencapai 10 kali lipat dari standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
PM2.5 merupakan partikel udara yang berukuran lebih kecil dari 2.5 mikron (mikrometer). Dengan konsentrasi udara setinggi, udara New York bisa berbahaya bagi kesehatan.
Baca Juga:
Bahayakan Kesehatan, BPKN: Waspadai AMDK dengan Bromat Melebihi Batas Aman
"Jika Anda bisa melihat atau mencium asap, ketahui bahwa Anda telah terpapar," ujar direktur senior di lembaga yang mengadvokasi udara bersih American Lung Association, William Baret.
Ia kemudian berujar, "Dan penting bagi Anda untuk tetap berada di dalam ruangan selama [kualitas polusi udara] tinggi, dan sangat penting memantau kesehatan Anda dan mengenali gejalanya."
Lebih lanjut, Barrett mengatakan orang-orang yang rentan terpapar partikel polutan ini yakni anak-anak, warga lanjut usia, orang hamil, atau orang yang punya masalah pernapasan dan penyakit jantung. Kondisi mereka akan lebih buruk jika terpapar.
Baca Juga:
Penyakit Mpox Jadi Darurat Kesehatan Global, Kenali Cara Penularannya
Partikel tersebut berasal dari pembakaran fosil, badai debu, dan kebakaran hutan. Ini bisa memicu masalah kesehatan seperti asma, penyakit jantung, dan penyakit pernapasan lain.
Menurut WHO setiap tahun orang meninggal karena masalah kesehatan terkait polusi udara. Pada 2016, sekitar 4,2 juta kematian dini dikaitkan dengan partikel udara.
Kota dengan kualitas udara terburuk tak cuma New York. Jakarta pernah mencatat memiliki indeks kualitas udara yang parah dan tak bikin sehat pada 15 Juni 2022.