WahanaNews.co
| Milisi
Taliban mampu menaklukkan Afghanistan dalam sekejap mata. Hingga saat berita
ini naik, Taliban berhasil mengambil alih ibukota Afghanistan, Kabul dan
menguasai istana Kepresidenan setelah Presiden Afghanistan, Ashraf Ghani kabur
ke Tajikistan.
Namun, Kejatuhan Afghanistan yang hanya hitungan hari pasca kepergian
tentara Amerika Serikat masih menyisakan banyak tanda tanya. Darimana Taliban
mendapatkan dana untuk mengeksekusi strateginya?
Baca Juga:
Taliban Persekusi Ratusan Perempuan Afghanistan
Dilansir dari VOA, Senin (16/8/2021), berdasarkan hasil yang diperoleh
badan-badan intelijen mengungkapkan Taliban dapat menghasilkan US$ 300 juta
hingga US$ 1,6 miliar atau setara dengan Rp 4,3 triliun sampai Rp 23 triliun
(kurs dolar Rp 14.387).
Laporan PBB pada Juni 2021 menyebut, sebagian besar uang Taliban berasal
dari aktivitas kriminal seperti produksi opium, perdagangan narkoba, pemerasan
dan penculikan untuk tebusan.
Salah satu badan intelijen mengungkapkan dari perdagangan narkoba saja
mungkin telah menghasilkan US$ 460 juta (Rp 6,6 triliun) bagi Taliban.
Baca Juga:
Taliban Larang Anak Perempuan Berusia 10 Tahun untuk Sekolah
The U.N melaporkan, para pemimpin Taliban juga telah menghasilkan uang
tambahan dari sumber daya alam di daerah-daerah di bawah kendali mereka,
termasuk sebanyak US$ 464 juta (Rp 6,7 triliun) tahun lalu dari operasi
pertambangan.
Para pemimpin Taliban juga mendapat banyak manfaat dari sumbangan, termasuk
dari apa yang digambarkan oleh PBB sebagai "jaringan yayasan amal
non-pemerintah" dan dari pendukung kaya raya.
Selain itu, AS juga sempat curiga jika Taliban mendapat bantuan dari Rusia.
Analis-analis lain menyebut Taliban juga mendapat aliran dana dari Pakistan,
hingga Iran meski tak banyak. Menurut data terbaru dari Bank Dunia, pemerintah
Afghanistan menghabiskan US$ 11 miliar pada tahun 2018, dimana 80% berasal dari
bantuan asing.