WAHANANEWS.CO, Jakarta - Jet tempur siluman F-35 Lightning II, yang dikembangkan oleh Amerika Serikat, selama ini mengandalkan rudal udara-ke-udara jarak jauh AIM-120 AMRAAM sebagai arsenal utamanya.
Namun, Inggris meminta agar varian F-35B—versi yang memiliki kemampuan lepas landas pendek dan pendaratan vertikal (STOVL)—dapat dipersenjatai dengan rudal udara-ke-udara Meteor Beyond Visual Range Air-to-Air Missile (BVRAAM).
Baca Juga:
Dihantam Cuaca Buruk, Pesawat Delta Terbalik di Toronto: 3 Orang Kritis
Melansir Indomiliter, sebagai langkah awal dari integrasi ini, Angkatan Udara Inggris (Royal Air Force) mengumumkan bahwa pada 28 Februari 2025, sebuah F-35B milik Korps Marinir AS dari Air Test and Evaluation Squadron Two Three (VX-23) telah berhasil menjalani uji terbang pertama dengan membawa rudal Meteor.
Uji coba ini menggunakan rudal inert—rudal tanpa hulu ledak—untuk mengumpulkan data lingkungan sebelum sistem senjata ini benar-benar dioperasikan pada F-35.
Pesawat yang melakukan uji coba lepas landas dari Pangkalan Udara Angkatan Laut Patuxent River di Maryland, AS. Program ini merupakan hasil kolaborasi antara pemerintah Inggris dan AS, serta melibatkan perusahaan pembuat rudal Meteor, MBDA, dan Lockheed Martin sebagai produsen F-35.
Baca Juga:
Diduga Gegara Powerbank, Pesawat Air Busan Terbakar di Bandara Gimhae
Foto yang dirilis menunjukkan F-35B membawa satu rudal Meteor di ruang senjata (weapon bay) kanan, berdampingan dengan sebuah AIM-120 AMRAAM.
Meteor sendiri telah menjadi andalan rudal udara-ke-udara jarak jauh Inggris dan sebelumnya sudah digunakan oleh Eurofighter Typhoon.
Italia pun berencana mengadopsi rudal ini, dan kedua negara tengah berupaya mengintegrasikan Meteor ke dalam sistem senjata F-35.