WahanaNews.co | Sebuah bom mobil meledak di persimpangan jalan dekat Istana Kepresidenan Somalia, Ibu Kota Mogadishu, Sabtu (25/9). Ledakan tersebut menewaskan setidaknya 8 orang.
Al Shabaab, kelompok militan yang berkaitan dengan Al Qaeda, mengeklaim tanggung jawab atas ledakan tersebut. Kelompok militan itu memang terkenal berambisi menggulingkan pemerintahan Somalia untuk menerapkan hukum Islam atas interpretasi mereka sendiri.
Baca Juga:
Terduga Teroris yang Pernah Rencana Aksi di Singapura Ditangkap Densus 88
“Seorang Mujahid (pejuang) yang mengendarai sebuah bom mobil bunuh diri menargetkan konvoi mobil-mobil yang memasuki Istana Kepresidenan,” ujar Juru Bicara Operasi Militer Al Shabaab, Abdiasis Abu Musab.
Juru Bicara Kepolisian Somalia, Abdifatah Aden Hassan, mengatakan jumlah korban jiwa mungkin lebih banyak lagi, mengingat beberapa korban tewas dan korban luka sudah dibawa oleh anggota keluarga mereka.
“Al Shabaab adalah dalang di balik ledakan ini. Mereka membunuh delapan orang, termasuk satu orang tentara, seorang ibu, dan dua anak. Al Shabaab membantai warga sipil,” ujar Aden Hassan, dikutip dari Reuters.
Baca Juga:
Ledakan Bom di Rumah Cagub Aceh Bustami, Polisi Periksa 4 Saksi
Menurut Juru Bicara pemerintahan, Mohamed Ibrahim Moalimuu, Hibaq Abukar menjadi salah satu korban tewas dari serangan keji tersebut. Abukar merupakan Penasihat Urusan Perempuan dan HAM di Kantor Perdana Menteri Hussein Roble.
“Dia adalah salah satu pilar dari Kantor PM untuk Urusan Perempuan,” ujar Moalimuu dalam unggahan di akun Facebook miliknya.
Masih belum diketahui apakah Abukar merupakan bagian dari konvoi, atau dirinya memang tengah berada di dekat lokasi ketika ledakan terjadi.
Sejumlah saksi mata di dekat lokasi kejadian melaporkan, ledakan itu menghancurkan tujuh mobil dan tiga angkong (moda transportasi tradisional). Seluruh area persimpangan jalan tersebut dikabarkan dipenuhi darah korban dan juga peledak bom. [qnt]