WahanaNews.co, Jakarta - Sebuah serangan udara Israel menghancurkan rumah keluarga Mohammed al-Tabatibi (19) di Gaza tengah. Kejadian pada malam Jumat menjelang sahur itu seketika berubah menjadi tragedi berdarah.
Dilaporkan oleh AFP pada Sabtu (16/3/2024), peristiwa menyedihkan ini menewaskan 36 anggota keluarga Tabatibi saat para wanita sedang menyiapkan makanan sebelum berpuasa.
Baca Juga:
Presiden Prabowo Usulkan Two-State Solution untuk Akhiri Konflik Gaza dalam Pertemuan dengan AS
Kementerian Kesehatan di Gaza yang dikuasai Hamas juga mencatat jumlah korban tewas yang sama dan menyalahkan Israel atas serangan di Nuseirat.
Di sisi lain, militer Israel mengatakan sedang menyelidiki insiden tersebut.
"Ini ibu saya, ini ayah saya, ini bibi saya, dan ini saudara laki-laki saya," kata Tabatibi sambil menangis di Al-Aqsa, Rumah Sakit Martir di dekat Deir al-Balah, saat tangannya terluka akibat serangan itu.
Baca Juga:
Pelanggaran Hukum Internasional, PBB: 70 Persen Korban di Gaza Adalah Perempuan dan Anak-anak
"Mereka mengebom rumah saat kami berada di dalamnya. Ibu dan bibi saya sedang menyiapkan makanan sahur. Mereka semua menjadi korban syahid."
Dia berbicara ketika mayat-mayat tersebar di halaman rumah sakit, kemudian ditumpuk di truk untuk dibawa ke pemakaman.
Karena jumlah kantong jenazah yang tersedia tidak mencukupi, beberapa korban tewas, termasuk dua anak-anak, dibungkus dengan kain putih yang terkena darah.
Jumat pertama Ramadhan, bulan puasa umat Islam yang dimulai pada hari Senin, berlalu dengan damai di Yerusalem timur yang dikuasai Israel, meskipun ada kekhawatiran tentang ketegangan di kompleks suci Masjid Al-Aqsa. Namun, situasinya berbeda di Gaza.
Serangan di Nuseirat adalah salah satu dari 60 'serangan udara mematikan' yang dilaporkan semalam oleh kantor pers pemerintah yang dikelola Hamas, mulai dari Kota Gaza di utara hingga Rafah di selatan.
"Ini adalah malam berdarah yang sangat berdarah," kata Salama Maarouf dari kantor media pemerintah yang dikelola Hamas.
[Redaktur: Elsya Tri Ahaddini]