WahanaNews.co, Derna - Proses pencarian korban banjir di Libya diperkirakan akan memakan waktu bertahun-tahun, karena masih ada sekitar 20 ribu orang yang belum ditemukan setelah terseret oleh air dan terbawa ke laut.
Banjir bandang melanda sebagian kota Derna di wilayah timur Libya pada tanggal 11 September, disebabkan oleh badai dan hujan lebat, serta diperparah oleh kerusakan dua bendungan.
Baca Juga:
16 Desa di Aceh Barat Terendam Banjir, Air Capai 50 Sentimeter
Hingga saat ini, terdapat perbedaan data mengenai jumlah korban tewas dan jumlah orang yang hilang, karena pejabat menggunakan metode yang berbeda dalam pencatatan.
Menurut laporan dari Reuters, Wali Kota Derna memperkirakan bahwa lebih dari 20 ribu orang masih belum ditemukan setelah banjir tersebut.
Sementara itu, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), melalui kantor koordinasi urusan kemanusiaan (OCHA), mencatat bahwa sekitar 10.100 orang masih belum ditemukan sebagai akibat dari bencana ini.
Baca Juga:
BPBA Lapor Dua Desa di Aceh Jaya Terendam Banjir Setinggi 1,2 Meter
"Angka ini diperkirakan bakal terus meningkat dalam beberapa hari hingga pekan ke depan menyusul tim SAR yang terus melanjutkan pencarian korban meninggal dan selamat," demikian laporan OCHA, yang dikutip Al Jazeera pada Senin (18/9/2023).
Menurut laporan dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), total jumlah korban tewas akibat banjir bandang pada hari Senin (18/9/2023) mencapai 3.922 orang. Angka ini merupakan hasil revisi dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), yang sebelumnya melaporkan jumlah korban tewas mencapai 11.300 orang pada akhir pekan sebelumnya.
Banjir ini dipicu oleh kerusakan dua bendungan dan menyapu hampir seluruh bagian kota Derna hingga mencapai laut. Oleh karena itu, pihak berwenang telah mengirimkan tim penyelamat ke pesisir pantai dan tepian laut Derna.