WahanaNews.co | Pemimpin Islamic State in the Greater Sahara (ISGS), Adnan Abu Walid al-Sahrawi, tewas dalam pertempuran di kawasan Afrika. Hal itu disampaikan Presiden Prancis, Emmanuel Macron, seperti dilansir Reuters dan AFP, Kamis (16/9/2021).
ISGS yang masih afiliasi Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) banyak disalahkan atas serentetan serangan jihadis di wilayah Mali, Niger dan Burkina Faso.
Baca Juga:
Gabriel Attal Jadi PM Termuda Prancis di Usia 34 Tahun
Area perbatasan ketiga negara itu diketahui kerap menjadi target serangan ISGS dan kelompok militan afiliasi Al-Qaeda yang bernama Kelompok Dukungan Islam dan Muslim (GSIM).
"Ini menjadi kesuksesan besar lainnya dalam pertempuran kita melawan kelompok-kelompok teroris di Sahel," sebut Macron dalam pernyataan via Twitter, tanpa menyebut lebih lanjut lokasi operasi yang menewaskan Sahrawi.
Sahrawi diketahui merupakan pemimpin bersejarah ISIS di kawasan Sahel atau Afrika Barat. Tahun 2017 lalu, kelompok ISGS menargetkan tentara Amerika Serikat (AS) dalam sebuah serangan mematikan.
Baca Juga:
Timnas Prancis Kisruh, Benzema Unfollow Pemain Les Bleus
Pada 9 Agustus 2020, Sahrawi disebut secara pribadi memerintahkan pembunuhan enam relawan kemanusiaan Prancis dan sopir mereka yang warga Niger.
Militer Prancis dilaporkan telah menewaskan sejumlah petinggi ISGS dalam operasi yang menargetkan para pemimpin jihadis di benua Afrika.
Beberapa bulan lalu, Macron mengumumkan pengurangan pasukan anti-jihadis di Sahel setelah delapan tahun kehadiran militer Prancis di sana, dalam upaya memfokuskan kembali operasi pemberantasan terorisme dan mendukung pasukan lokal
"Bangsa ini, malam ini, memikirkan seluruh pahlawan yang gugur untuk Prancis di Sahel, dalam operasi Serval dan Barkhane, dari keluarga yang ditinggalkan, semua yang terluka. Pengorbanan mereka tidak sia-sia," ucap Macron dalam pernyataan via Twitter.
"Dengan mitra-mitra kita dari Afrika, Eropa dan Amerika, kita akan meneruskan perjuangan ini," imbuhnya. [rin]