WahanaNews.co | Pemerintah China ungkapkan 8 dari 10 orang atau sekitar 80 persen warganya positif Covid-19.
Pada Sabtu (21/1), Kepala ahli epidemiologi dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit China Wu Zunyou mengatakan "gelombang epidemi saat ini telah menginfeksi sekitar 80 persen orang" di negara berpenduduk 1,4 miliar orang tersebut.
Baca Juga:
Hubungan Politik dan Ekonomi Indonesia-China
Klaim tersebut muncul di tengah tingginya perjalanan yang terjadi di periode liburan Tahun Baru Imlek yang kadang dijuluki sebagai 'migrasi manusia terbesar di dunia.'
Tingginya mobilitas orang-orang tersebut dikhawatirkan dapat menyebarkan virus ke pedesaan dan menyebabkan gelombang infeksi kedua.
Meski demikian, Wu di akun media sosial pribadinya mengatakan gelombang infeksi kedua kemungkinan tidak akan terjadi karena sebagian besar orang sudah sadar akan Covid-19 sehingga mereka telah melakukan proteksi.
Baca Juga:
CIA Datangi Prabowo di AS, Ada Apa di Balik Pertemuan Misterius dengan Presiden Indonesia?
"Dalam dua hingga tiga bulan ke depan, kemungkinan rebound skala besar Covid-19 atau gelombang kedua infeksi di seluruh negeri sangat kecil," kata Wu, seperti dikutip CNN.
Sebelumnya, penelitian dari National School of Development di Universitas Peking memperkirakan lebih dari 900 juta orang, atau 64 persen dari populasi China, "kemungkinan" telah terinfeksi Covid-19 pada 11 Januari.
Penelitian universitas juga menunjukkan epidemi memuncak di sebagian besar wilayah pada 20 Desember, sekitar 13 hari setelah China mulai melonggarkan pembatasan Covid-nya. Studi ini juga menyebut infeksi telah memuncak di mana-mana di negara itu pada akhir Desember.