WahanaNews.co, Gaza - Aksi pasukan Israel yang secara langsung menyerang Rumah Sakit Al-Shifa dengan klaim bahwa rumah sakit tersebut menyembunyikan markas operasi Hamas di Gaza, kini memicu gelombang kecaman internasional yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Dilansir oleh The Guardian pada Kamis (16/11/2023), Israel kini menghadapi kritik tajam dari berbagai pihak, sementara PBB dan organisasi bantuan kemanusiaan menyatakan keprihatinan mereka terhadap dampak serangan tersebut terhadap staf dan pasien rumah sakit.
Baca Juga:
Donald Trump Mulai Umumkan Nominasi Anggota Kabinet, Ini Daftarnya
Kian besarnya kecaman global dari negara-negara Arab dan Barat menimbulkan pertanyaan tentang berapa lama lagi Israel dapat melanjutkan serangannya dalam menghadapi berkurangnya dukungan internasional.
Amerika Serikat (AS), misalnya, menyatakan tak mendukung sama sekali operasi militer atas rumah sakit tersebut, dengan mengatakan bahwa mereka tidak mengizinkan keputusan Israel.
PBB angkat bicara mengenai peristiwa pembantaian di Gaza, dan saat tekanan meningkat, Israel mengumumkan bahwa mereka akan memperbolehkan konvoi bantuan tanpa batas melalui penyeberangan Rafah di perbatasan Mesir. Meskipun demikian, Israel membatasi konvoi bantuan hanya sebanyak 30 truk per hari, sementara PBB menekankan bahwa diperlukan ratusan truk untuk mengatasi masalah kelaparan.
Baca Juga:
Prabowo Dukung Solusi Dua Negara untuk Selesaikan Konflik Palestina
PBB dan lembaga bantuan kemanusiaan menyampaikan keprihatinan besar terhadap penyerbuan rumah sakit tersebut.
"Saya sangat terkejut dengan laporan serangan militer di Rumah Sakit Al-Shifa," kata Martin Griffiths, kepala badan kemanusiaan PBB, kepada X. "Perlindungan terhadap bayi baru lahir, pasien, staf medis, dan seluruh warga sipil harus diutamakan di atas segala kekhawatiran lainnya. Rumah sakit bukanlah medan pertempuran."
Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Tedros Adhanom Ghebreyesus, menyatakan bahwa organisasi tersebut kembali kehilangan komunikasi dengan staf di rumah sakit, dan ia menyampaikan keprihatinannya terhadap keselamatan mereka dan pasien mereka.