Indonesia, seperti tetangganya di Asia Tenggara lainnya, selalu menjaga profil publik yang rendah sehubungan dengan persaingan AS-China. Kedua, China adalah mitra dagang terbesar Indonesia dan sumber utama investasi.
Etnis Tionghoa juga merupakan pemain bisnis utama di negara terbesar di Asia Tenggara.
Baca Juga:
Jadwal Baru Ferry Sedanau–Binjai Mei 2025: Cek Tanggal Ganjil dan Genap!
Namun, dengan perilaku China yang semakin berani di Natuna, Presiden Indonesia Joko Widodo tampaknya telah memutuskan untuk proaktif secara diplomatis maupun militer.
Dia sekarang telah mengundang pejabat yang bertanggung jawab atas keamanan maritim dari lima negara lain di ASEAN bertemu untuk membahas bagaimana menanggapi ketegasan China di Laut China Selatan.
Baca Juga:
Buntut Kehadiran Kapal Ikan Vietnam di Natuna, Bakamla Lanjut Patroli
Indonesia Tingkatkan Infrastruktur Militer
Dengan sendirinya, Indonesia sedang mempersiapkan diri secara militer untuk segala kemungkinan di dan sekitar Natuna, mencurigai bahwa China sedang menjajaki peluang untuk merebut kendali efektif atas pulau-pulau tersebut.
Militer Indonesia sedang memperpanjang landasan pacu pangkalan udara agar pesawat tambahan dapat dikerahkan, bersama dengan pembangunan pangkalan kapal selam juga," lanjut Eurasian Times dalam artikel tersebut.