WahanaNews.co | Baru berusia setengah tahun, media sosial buatan Donald Trump sudah menunjukkan tanda-tanda kesulitan keuangan.
Fox Business Network pada hari Kamis (25/8) melaporkan, platform tersebut telah menghentikan pembayaran kepada perusahaan yang menghostingnya, RightForge, dan menanggung utang hingga US$1,6 Juta.
Baca Juga:
Donald Trump Mulai Umumkan Nominasi Anggota Kabinet, Ini Daftarnya
Sementara itu, rencana untuk merger dengan perusahaan dengan Digital World Acquisition Corp. (DWAC) masih belum menunjukkan tanda positif, bahkan 10 bulan setelah rencana ini diumumkan.
Pada hari Kamis, DWAC menerbitkan undangan untuk rapat pemegang saham khusus pada 6 September. Nantinya, para investor akan diminta untuk menyetujui penundaan satu tahun untuk melakukan merger, hingga 8 September 2023.
Data keuangan yang diterbitkan Kamis mengatakan bahwa pada akhir Juni, DWAC hanya memiliki uang tunai US$3.000. Jika keputusan merger tidak berhasil didapatkan, perusahaan cek kosong itu mengatakan akan dipaksa untuk dibubarkan.
Baca Juga:
Trump Buat Kejutan! Tunjuk Pembawa Acara TV Jadi Menteri Pertahanan AS
Mantan Presiden AS Donald Trump diblokir kehadirannya di sejumlah platform, seperti Twitter dan Youtube, setelah pesannya dianggap telah mendorong kekerasan dan memicu kerusuhan di Capitol AS pada Januari 2021.
Merasa sulit mendapatkan kebebasan di negaranya sendiri, Trump akhirnya membuat media sosial sendiri dengan nama Truth Social.
Sayangnya, aplikasi ini kurang populer di pasaran. Setelah enam bulan dirilis, Truth Social hanya menempati posisi ke-30 dalam daftar aplikasi media sosial yang paling banyak diunduh pengguna iPhone.
Dikutip dari Channel News Asia, data Statista mencatat bahwa Truth Social diunduh hanya sekitar 50.000 kali per minggu.
Jumlah pengikut Trump di platform itu pun terbilang rendah, hanya 3,91 juta pengikut. Jauh lebih rendah dari pengikutnya di Twitter yang mencapai 79,5 juta. [qnt]