WahanaNews.co | Ditembak Rusia dengan rudal dari tengah laut berjarak ratusan kilometer, sebuah gedung di Kota Vinnytsia, Ukraina, hancur berkeping-keping, Kamis (14/7/2022).
Rupanya, di dalam gedung yang ditembak dengan rudal presisi Rusia itu sedang ada pertemuan komando Angkatan Udara (AU) Ukraina dengan perwakilan Barat.
Baca Juga:
Diam-diam Bela Iran, Rusia Kerahkan Kapal dengan Rudal Supersonik
Komando AU Ukraina itu dilaporkan tengah berunding dengan perwakilan Barat untuk meminta pasokan senjata.
"Pada saat serangan itu, pertemuan komando Angkatan Udara Ukraina dengan perwakilan pemasok senjata asing diadakan," kata Kementerian Pertahanan Rusia, dikutip dari kantor berita AFP, Jumat (15/7/2022).
Sementara Ukraina mengklaim dengan menuduh bahwa Rusia menembakkan rudal tersebut dengan menargetkan warga sipil.
Baca Juga:
Rusia Serang Infrastruktur Energi Ukraina
Ukraina mengatakan, 23 orang termasuk anak-anak tewas dalam serangan itu.
Rusia sendiri jelas membantah tuduhan Ukraina tersebut.
Rusia menembakkan rudal presisi itu khusus menargetkan militer Ukraina yang sedang berlindung dibalik gedung tersebut.
Pertemuan tersebut berfokus pada pasokan jet dan senjata serta perbaikan pesawat Ukraina, imbuh Kemenhan Rusia.
"Akibat serangan itu, para peserta pertemuan tewas," lanjutnya, tanpa menyebut jumlah.
Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, mengatakan, jumlah korban di Vinnytsia kemungkinan akan meningkat.
Puluhan orang masih hilang dan banyak yang dirawat di rumah sakit dalam kondisi kritis.
Rusia Siapkan Rudal Satan-2
Hendak dikeroyok oleh Amerika Serikat cs atau negara Barat, Rusia mulai melakukan sejumlah persiapan.
Tak tanggung-tanggung, produksi peralatan militer tercanggihnya pun dipercepat.
Kini, Rusia tengah memproduksi “rudal kiamat” atau yang dikenal dengan rudal RS-28 Sarmat atau Rudal Satan-2.
Berjalannya produksi massal Rudal Satan-2, Rusia juga mempersiapkan untuk melakukan serangkaian tes lanjutan.
“Rudal nuklir jarak jauh paling kuat di dunia sedang dipersiapkan untuk tes baru dan produksi serial,” ujar Kepala Badan Antariksa Rusia (Roscosmos), Dmitry Rogozin.
Melalui informasi yang diunggah di Telegram pada Rabu (13/7/2022), Rogozin menjelaskan, rudal RS-28 Sarmat ICBM merupakan roket 200-ton generasi baru yang memiliki tinggi sekitar 116 kaki serta berat muatan 10.000 kg.
Dengan ukuran yang raksasa ini Satan-2 mampu mengirimkan 10 hulu ledak besar, 16 hulu ledak kecil dengan kecepatan yang mencapai 16.000 mph.
Bahkan berkat kemampuan ofensifnya rudal Satan-2 yang menggunakan bahan bakar cair ini, diprediksi dapat menghancurkan wilayah musuh hanya dengan satu kali tembakan.
Hal ini lantas membuat rudal balistik Satan-2 jadi yang paling kuat diantara rudal balistik lainnya.
Pembuatan rudal balistik Satan-2 sebenarnya telah lama diproduksi Rusia.
Namun karena konflik antara Moskow dengan Kyiv makin menegang membuat peluncuran rudal balistik antar benua ini mengalami penundaan.
Hingga akhirnya Satan-2 berhasil diluncurkan pada 20 April lalu, di Arkhangelsk tepatnya di wilayah Kosmodrom Plesetsk.
Tak lama dari peluncuran tersebut Satan-2 kembali masuk dalam pabrik produksi yang berada di kota Krasnoyarsk Siberia Timur, untuk melanjutkan pengujian agar rudal serial ini dapat diluncurkan pada akhir tahun 2022.
Mengutip dari The Sun, peluncuran ini menjadi penanda serta peringatan keras Putin pada para musuhnya untuk tidak mempermainkan Rusia dengan aturan sanksi, bahkan aksi agresif ini telah membuat sejumlah negara besar meningkatkan pertahanannya.
Terlebih setelah Rogozin mengancam akan meluncurkan rudal Satan 2 ke Downing Street dan Gedung Putih selama KTT NATO pada akhir Juni kemarin.
Rencananya, Satan -2 akan diproduksi sebanyak 50 buah, dengan maksud untuk menggantikan rudal tertuanya, yaitu International Ballistic Missile (ICBM) SS-1, yang saat ini telah dipensiunkan karena usianya yang sudah cukup tua. [gun]