WahanaNews.co | Jika pasukan Ukraina bersedia meletakkan senjata, Rusia pun siap untuk melakukan negosiasi.
Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov menegaskan hal itu pada konferensi pers Jumat (25/2), menambahkan bahwa itu bisa terjadi kapan saja dan Rusia selalu siap.
“Kami siap untuk mengadakan pembicaraan kapan saja, begitu Angkatan Bersenjata Ukraina menanggapi panggilan presiden kami untuk mengakhiri perlawanan mereka dan meletakkan senjata mereka," kata Lavrov, setelah pembicaraan dengan Wakil Menteri Luar Negeri Republik Rakyat Donetsk (DPR) Sergey Peresada dan Menteri Luar Negeri Republik Rakyat Lugansk (LPR) Vladislav Deinego, Jumat.
Baca Juga:
Bantu Rusia, Terungkap Kim Jong Un Kirim Tentara ke Ukraina
"Tidak ada yang berencana untuk menyerang dan menindas mereka, biarkan mereka (pasukan Ukraina) kembali ke keluarga mereka, dan biarkan kami beri orang Ukraina kesempatan untuk memutuskan masa depan mereka," tambah Lavrov.
Rusia selalu menyerukan negosiasi. Namun, negosiasi yang ditawarkan tidak mendapat jawaban yang dibutuhkan.
Lavrov menekankan bahwa tidak kurang upaya Rusia untuk selalu berdialog.
Namun, ketika dialog diganti dengan sabotase terang-terangan, sementara Rusia dituduh gagal mengimplementasikan kesepakatan Minsk, itu adalah penghinaan.
Baca Juga:
3 Negara Ini Melarang Warganya Tersenyum kepada Orang Lain, Kok Bisa?
Negara-negara Barat menguatkan klaim mereka bahwa Rusia tidak mau berdamai, menurut Lavrov.
Ia juga menyinggung apa yang terjadi di Ukraina timur sejak sekian lama, jauh sebelum invasi Rusia, di mana diskriminasi orang-orang berbahasa Rusia berlangsung terus menerus dan upaya damai yang ditawarkan Rusia tidak membuah hasil.
Ini ia kaitkan dengan salah satu alasan mengapa Putin membela kedaulatan Donets dan Luhansk.