WahanaNews.co | Kelompok
Taliban mengolesi wajah 2 pria di Herat, Afghanistan, dengan aspal. Lalu mengarak
pria itu di jalan dengan leher terikat tali.
Baca Juga:
Taliban Persekusi Ratusan Perempuan Afghanistan
Pemandangan menyedihkan terjadi setelah Herat direbut
kelompok tersebut. Itu hanya sebagian dari pemandangan, yang menurut para
aktivis hak asasi manusia, tanda-tanda era kegelapan.
Taliban telah mengeklaim kemenangan di Afghanistan dengan
menyatakan "perang telah berakhir".
Kelompok Islam puritan itu pertama kali menguasai negara itu
pada tahun 1994 yang dipimpin oleh mantan komandan kelompok Mujahidin, Mohammad
Omar.
Baca Juga:
Taliban Larang Anak Perempuan Berusia 10 Tahun untuk Sekolah
Taliban terkenal memberlakukan hukum Islam yang keras versi
mereka sendiri, termasuk merajam orang-orang yang dicurigai berzina, dan
melakukan eksekusi di depan umum.
Perempuan dilarang bekerja, anak perempuan dilarang
bersekolah. Laki-laki dilarang mencukur janggut dan perempuan dipaksa memakai
burka dari kepala sampai ujung kaki.
Banyak dari itu berubah ketika Amerika Serikat (AS)
menginvasi rezim Taliban pada tahun 2001, di mana perempuan dan etnis minoritas
diberikan kebebasan yang lebih besar.
Sekarang Taliban kembali di ambang mengambil alih kekuasaan
lagi setelah menguasai istana kepresidenan di Kabul.
Ada kekhawatiran bahwa Taliban akan membatalkan beberapa
kebebasan yang baru dimenangkan bagi warga Afghanistan.
Sebagai tanda hal-hal buruk yang akan datang, sebuah foto di
media sosial menunjukkan pemilik salon kecantikan mengecat dinding untuk
menghapus poster yang menggambarkan wanita.
Aktivis Irak-Amerika, Sarah Idan, menggambarkannya sebagai
"era gelap baru bagi perempuan".
Wartawan Afghanistan Bilal Sarway, seperti dikutip
news.com.au, Senin (16/8/2021), membagikan rekaman pria-pria yang wajahnya
diolesi aspal hitam dengan tali di terikat dileher mereka. Para pria itu
diseret melewati jalan-jalan oleh orang-orang bersenjata kelompok Taliban.
Foto-foto jurnalis itu diberi keterangan berbunyi
"mengerikan" dan "abad pertengahan". Beberapa foto itu
diambil dari jalan-jalan di Herat.
Riasan hitam seperti itu dianggap sebagai peringatan bagi
pelanggar.
Situasinya bisa mengerikan bagi individu LGBT [lesbian, gay,
biseksual dan transgender] di negara itu. Seorang hakim Taliban mengumumkan
bulan lalu bahwa hukuman untuk homoseksualitas adalah kematian di bawah
kekuasaannya.
"Hanya ada dua hukuman untuk gay: rajam atau dia harus
berdiri di balik tembok yang menimpanya. Dindingnya harus setinggi 2,5 hingga 3
meter," kata hakim tersebut kepada surat kabar Jerman Bild.
Taliban diperkirakan akan mengumumkan pemulihan "Imarah
Islam Afghanistan" dalam waktu dekat.
Kelompok itu telah berjanji akan ada transfer kekuasaan
secara damai dan berjanji para milisinya tidak akan memasuki rumah orang atau
mengganggu bisnis.
Taliban juga dilaporkan menawarkan "amnesti"
kepada orang-orang yang bekerja dengan pemerintah Afghanistan atau pasukan
asing.
Namun ada laporan tentang taktik brutal di daerah yang telah
direbut Taliban dalam beberapa hari terakhir termasuk pembunuhan balas dendam. [rin]