WahanaNews.co, Tel Aviv – Tiga militan yang kedapatan menyusup dari wilayah Lebanon ke area perbatasan yang menjadi sengketa kedua negara, ditembak mati Tentara Israel.
Seperti dilansir AFP dan Al Arabiya, Senin (15/1/2024), serangan lintas perbatasan terjadi hampir setiap hari di perbatasan Israel dan Lebanon sejak perang berkecamuk antara Tel Aviv dan Hamas di Jalur Gaza pada Oktober tahun lalu.
Baca Juga:
Lebanon Kian Terancam, Netanyahu Sesumbar Hantam Hizbullah Tanpa Ampun
Kebanyakan baku tembak terjadi antara kelompok Hizbullah yang didukung Iran dengan tentara Israel.
Militer Israel, dalam pernyataan terbaru, menyebut pasukannya yang berpatroli di area perbatasan yang menjadi sengketa "telah mengidentifikasi sel teroris yang menyeberang dari Lebanon ke wilayah Israel dan menembaki pasukan itu".
Diklaim oleh militer Israel bahwa tiga pria bersenjata, yang merupakan bagian dari pasukan yang menyusup itu, ditembak mati.
Baca Juga:
Komnas HAM Kutuk Israel Atas Serangan di Lebanon yang Melukai 2 Prajurit TNI
Tidak disebutkan lebih lanjut apakah ketiganya merupakan anggota Hizbullah atau anggota kelompok militan lainnya.
Dalam pernyataannya, militer Israel menyebut lima tentaranya mengalami luka-luka dalam baku tembak tersebut.
Ketegangan di sepanjang perbatasan Israel dan Lebanon semakin meningkat setelah awal bulan ini, wakil pemimpin Hamas Saleh al-Aruri tewas dalam serangan yang diduga didalangi oleh Israel di pinggiran selatan Beirut -- markas kuat Hizbullah.
Rentetan serangan lintas perbatasan antara tentara Israel dan Hizbullah yang marak sejak Oktober tahun lalu, menurut penghitungan AFP, telah menewaskan sedikitnya 190 orang. Angka itu terdiri atas lebih dari 140 anggota Hizbullah dan lebih dari 20 warga sipil, termasuk tiga jurnalis.
Sementara di wilayah Israel bagian utara yang dekat perbatasan Lebanon, menurut otoritas Tel Aviv, sedikitnya sembilan tentara dan empat warga sipil tewas akibat serangan lintas perbatasan.
Sebelum perbatasan kedua negara memanas seperti saat ini, Israel dan Hizbullah pernah terlibat perang selama sebulan pada tahun 2006 silam.
[Redaktur: Alpredo Gultom]