Itu adalah warisan kampanye militer
Soviet yang gagal.
Sang penerus Ahmad Massoud berusia 12
tahun ketika ayahnya meninggal.
Baca Juga:
Bio Farma Hibahkan 10 Juta Dosis Vaksin Polio untuk Afghanistan
Dia menempuh pendidikan di London, dan
dilatih selama satu tahun di Royal Military Academy di Sandhurst.
"Dia memiliki pesona ayahnya
tetapi dia belum teruji sebagai pemimpin militer," kata Giustozzi.
"Dia juga membutuhkan
keterampilan untuk bernegosiasi kesepakatan pembagian kekuasaan potensial di
tingkat nasional. Karena dia adalah sosok baru dan tidak akan mengalami banyak
kerugian. Tidak seperti beberapa tokoh pemerintah yang lebih tua, dia bisa
lebih menuntut dalam diskusi," sambungnya.
Baca Juga:
Viral! Ditemukan Rudal Balistik Buatan Soviet di Lembah Panjshir
Apa yang akan terjadi selanjutnya di
lembah sulit diprediksi, menurut Profesor Leake.
"Dia jelas sangat menyadari
warisannya sendiri dan signifikansi historis ayahnya. Kita bisa melihatnya
melanjutkan warisan keterlibatan internasional ini. Tapi kali ini, ceritanya
berbeda. Taliban telah merebut kota-kota besar dan kota-kota terdekat --dan rantai pasokan telah terganggu. Itu mengubah keseimbangan," katanya.
Massoud sendiri telah meminta bantuan.