Karena keberadaannya, lembah Panjshir
menjadi pusat perlawanan anti-Komunis, setelah Partai Rakyat Demokratik
Afghanistan (PDPA) memenangkan kekuasaan pada 1978.
Uni Soviet mengerahkan kekuatan mereka
ke sana setahun kemudian.
Baca Juga:
Bio Farma Hibahkan 10 Juta Dosis Vaksin Polio untuk Afghanistan
"Dia menjadi wajah publik
perlawanan dalam perang Soviet-Afghanistan," kata Profesor Elisabeth Leake
dari University of Leeds.
"Dia memiliki karisma dan secara
aktif terlibat dengan media Barat. Dia juga salah satu pemimpin perlawanan
utama yang bersedia berunding dengan Soviet, yang membuatnya begitu penting," paparnya.
Pada saat itu, kata Giustozzi, Massoud
berbeda dari para pemimpin pemberontak lainnya.
Baca Juga:
Viral! Ditemukan Rudal Balistik Buatan Soviet di Lembah Panjshir
"Dia berpendidikan, bisa
berbahasa Prancis, berbicara lembut dan penampilannya menawan. Komandan lain
tampil kasar, buta huruf, dan terlalu bernafsu untuk berperang," katanya.
Massoud dibunuh pada tahun 2001 oleh Al Qaeda, dua hari sebelum serangan terhadap menara World Trade Center terjadi.
Dia dinyatakan sebagai pahlawan
nasional oleh Presiden Hamid Karzai.