WahanaNews.co | Usai menjalankan kudeta, junta militer Guinea menyampaikan pada Kamis, pihaknya telah memerintah bank sentral dan bank-bank lainnya membekukan seluruh rekening pemerintah.
Tentara pasukan khusus menyampaikan pada Minggu, mereka menggulingkan Presiden Alpha Conde karena kemiskinan dan endemik korupsi.
Baca Juga:
Justin Hubner Absen, Shin Tae-yong Sesalkan Kekosongan Timnas Indonesia U-23
Pembekuan rekening ini bertujuan untuk mengamankan aset negara, kata juru bicara junta saat mengumumkan perintah ini di lembaga penyiaran pemerintah.
“Ini termasuk administrasi publik dan perusahaan komersial di semua kementerian dan kepresidenan, program dan proyek kepresidenan, anggota pemerintah yang akan keluar serta pejabat senior dan administrator lembaga keuangan negara,” jelas juru bicara tersebut, dilansir Al Arabiya, Jumat (10/9).
Industri pertambangan mendorong pertumbuhan ekonomi yang kuat selama Presiden Conde berkuasa, tetapi survei menunjukkan orang Guinea berpikir korupsi meningkat dalam beberapa tahun terakhir, sementara ketidakpuasan dengan ekonomi dan kondisi kehidupan juga meningkat.
Baca Juga:
Republik Guinea Dukung Mutilasi Kelamin Wanita
Delegasi pemimpin Afrika Barat dijadwalkan berada di Guinea pada Jumat untuk memantau situasi setelah kudeta. Para pemimpin dari 15 negara anggota Komunitas Ekonomi Negara-Negara Afrika Barat (ECOWAS) mengecam kudeta dan meminta pembebasan Presiden Conde yang ditangkap saat kudeta.
Blok ini juga menangguhkan keanggotaan Guinea di ECOWAS. Presiden ECOWAS, Jean-Claude Kassi Brou dan Menteri Luar Negeri Ghana, Shirley Ayorkor Botchway, akan memimpin delegasi ECOWAS ke Guinea.
Salah satu pejabat tingkat tinggi menyampaikan, ECOWAS ingin junta menunjuk perdana menteri sipil yang kredibel secepat mungkin untuk membantu untuk membantu mengarahkan Guinea kembali ke tatanan konstitusional.