WahanaNews.co | Presiden
Haiti Jovenel Moise tewas dibunuh di kediaman pribadinya pada Rabu kemarin.
Meski sejumlah orang sudah ditangkap usai kejadian, namun pembunuhan Jovenel
Moise masih meninggalkan teka-teki.
Baca Juga:
Pembunuhan Presiden Haiti Ternyata Bermotif Politik
Kabar pembunuhan Moise itu disampaikan oleh Perdana Menteri
(PM) interim, Claude Joseph, seperti dilansir AFP, Rabu (7/7/2021). Joseph
menyatakan dirinya kini yang bertanggung jawab atas Haiti.
Moise yang berusia 53 tahun dibunuh dalam serangan dini
hari, sekitar pukul 01.00 waktu setempat. Pernyataan resmi Joseph menyebut para
penyerang berbicara bahasa Spanyol, namun tidak ada penjelasan lebih lanjut.
"Sekelompok individu yang belum teridentifikasi,
beberapa dari mereka berbicara bahasa Spanyol, menyerang kediaman pribadi
Presiden Republik ini dan melukai secara fatal sang Kepala Negara,"
demikian pernyataan Joseph.
Baca Juga:
Diduga, Pembunuhan Presiden Haiti Libatkan 17 Eks Tentara Kolombia
Ibu Negara, Martine Moise, juga terkena tembakan dalam
serangan itu namun berhasil selamat meski mengalami luka-luka. Joseph menyebut
dalam pernyataannya bahwa sekelompok individu bersenjata menyerang kediaman
Moise dini hari warga asing.
"Presiden dibunuh di rumahnya oleh sejumlah warga asing
yang berbicara bahasa Inggris dan Spanyol," sebut Joseph.
Duta Besar Haiti untuk Amerika Serikat (AS) Bocchlt Edmond
menyebut pelaku yang membunuh Presiden Haiti Jovenel Moise adalah tentara
bayaran "profesional". Pelaku menyamar sebagai pasukan agen Drug Enforcement
Administration atau DEA AS.
"Itu adalah serangan yang diatur dengan baik dan itu
adalah para profesional," kata Edmond kepada wartawan, seperti dilansir
dari AFP, Kamis (8/7/2021).
"Kami memiliki video dan kami yakin itu adalah tentara
bayaran," tambahnya.
Beberapa waktu berselang, kepolisian Haiti mengungkapkan
bahwa empat tentara bayaran tewas dan dua orang lainnya ditangkap setelah
pembunuhan Jovenel Moise. Operasi kepolisian terus berlangsung di ibu kota
Port-au-Prince usai pembunuhan yang mengejutkan publik itu.
Seperti dilansir AFP, Kamis (8/7/2021), Kepala Kepolisian
Nasional Haiti, Leon Charles, dalam pernyataannya menyebut pihak kepolisian
langsung mengejar para pembunuh Moise setelah terjadi serangan bersenjata di
kediaman kepresidenan di ibu kota Port-au-Prince.
"Empat tentara bayaran tewas, dua lainnya diamankan di
bawah kendali kami. Tiga polisi yang disandera telah dibebaskan," ucap
Charles dalam pernyataannya.
Wakil Menteri Komunikasi, Frantz Exantus, sebelumnya
menyebut "terduga pembunuh" Moise telah ditahan, kurang dari 24 jam setelah
presiden negara itu dibunuh.
"Para terduga pembunuh (Moise) diamankan oleh
Kepolisian Nasional di Pelerin sesaat sebelum pukul 18.00 waktu setempat,"
sebut Exantus via Twitter.
Serangan yang melanda kediaman Presiden Haiti ini membuat
negara yang dilanda krisis ini menjadi semakin tidak menentu, dengan warganya
merasa ketakutan.
Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) akan
menggelar rapat darurat untuk membahas Haiti pada Kamis (8/7) waktu setempat. [qnt]