WahanaNews.co | Pascapertempuran hebat selama 2 mingguan, pasukan Angkatan Bersenjata Federasi Rusia (VSRF) akhirnya berhasil menguasai Oblast (Provinsi) Luhansk, Ukraina.
Lebih dari 2.000 tentara dilaporkan Ukraina tewas dalam konfrontasi bersenjata di wilayah timur Ukraina ini.
Baca Juga:
Bantu Rusia, Terungkap Kim Jong Un Kirim Tentara ke Ukraina
Keberhasilan pasukan militer Rusia yang didukung sekutunya dari Republik Rakyat Donetsk (DPR), Republik Rakyat Luhansk (LPR) dan Chechnya, dikonfirmasi langsung oleh Menteri Pertahanan Rusia, Jenderal Sergey Shoigu.
Shoigu mengakui proses penaklukan Oblast Luhansk bukan perkara mudah. Untuk membebaskan wilayah yang dikuasai oleh pemberontak pro Rusia Republik Rakyat Luhansk, memerlukan perjuangan kurang lebih dua pekan.
"Sebuah serangan untuk membebaskan Republik Rakyat Luhansk telah terbukti berhasil. Butuh dua minggu untuk mengepung dan menghancurkan pasukan Ukraina di Gorskoye, dekat Lysychansk dan Severodonetsk," ujar Shoigu dikutip VIVA Militer dari Kantor Berita Rusia, TASS.
Baca Juga:
3 Negara Ini Melarang Warganya Tersenyum kepada Orang Lain, Kok Bisa?
Lebih lanjut Shoigu memastikan, pengepungan dan serangan militer Rusia di wilayah Luhansk berakhir Minggu 3 Juli 2022. Total 670 kilometer persegi Oblast Luhansk, sepenuhnya dikendalikan penuh oleh pasukan Rusia.
Serangan dahsyat militer Rusia ke Luhansk dikonfirmasi Shoigu telah menghabisi nyawa 2.218 orang tentara Ukraina. Tak hanya itu, sebanyak 5.469 orang prajurit Angkatan Bersenjata Ukraina (ZSU) mengalami luka-luka selama dua pekan pertempuran.
"Operasi itu selesai kemarin dengan pembebasan Lysychansk, salah satu kota terbesar Republik Rakyat Luhamsk. Area seluas 670 kilometer persegi dikuasai selama serangan. Total korban Angkatan Bersenjata Ukraina mencapai 5.469 orang, dengan kerugian yang tidak bisa (tewas) sebesar 2.218 orang," katanya.
Keberhasilan militer Rusia menguasai Luhansk, diakui juga oleh militer Ukraina. Staf Umum Angkatan Bersenjata Ukraina memastikan telah menarik mundur pasukannya dari wilayah timur negara itu.
Militer Ukraina mengakui keunggulan di semua sektor yang dimiliki oleh pasukan Rusia. Dengan fakta itu, komando tertinggi militer Ukraina akhirnya menurunkan perintah penarikan mundur seluruh pasukan dari Luhansk agar tak jatuh lebih banyak korban.
"Setelah pertempuran sengit di Lysychansk, pasukan pertahanan Ukraina terpaksa mundur dari posisi dan garis mereka," bunyi pernyataan Staf Umum Angkatan Bersenjata Ukraina.
"Pasukan Rusia meraih banyak keunggulan dalam artileri, penerbangan, sistem peluncur multi-roket, amunisi dan personel, kelangsungan pertahanan kota akan menyebabkan konsekuensi yang fatal.
Untuk menyelamatkan kehidupan para pejuang Ukraina, diputuskan untuk melarikan diri," lanjut pernyataan tersebut. [qnt]