“Kami adalah Imarah Islam. Tidak ada satu pun yang boleh mencederai negeri kami. Tidak ada satu pun yang boleh menculik,” tegasnya.
Dalam rekaman itu, Muhajir menambahkan sebelum insiden pada Sabtu pagi tadi, terjadi beberapa kasus penculikan di kota yang sama. Pasukannya menyelamatkan seorang anak laki-laki.
Baca Juga:
Trump Gegerkan Dunia dengan Ambisi Rebut Pangkalan Bagram Afghanistan
Menurut Muhajir, satu penculik terbunuh dan tiga lainnya ditangkap. Tetapi, di kasus lainnya, Taliban gagal menangkap mereka dan para penculik berhasil memperoleh uang tebusan dari tindakannya itu.
“Kami sangat sedih, karena selama kami di Herat, rakyat kami menjadi korban penculikan,” kata Muhajir.
“Sebagai pelajaran bagi penculik-penculik lain supaya tidak menculik atau melecehkan orang lain, kami menggantung jasad mereka di plaza-plaza kota ini. Dengan ini, jelas bahwa siapa pun yang mencuri, menculik atau melakukan kekerasan terhadap rakyat kami, mereka akan dihukum,” pungkasnya.
Baca Juga:
Menyelisik Pola Pikir Pemimpin Taliban Usai 2 Tahun Kuasai Afghanistan
Hukuman “pameran” ini merupakan hukuman publik paling besar-besaran yang dilakukan Taliban sejak pengambilalihan kekuasaan.
Tak hanya itu, aksi ini disebut menjadi tanda bahwa mereka akan mengadopsi kebijakan hukuman yang sama dengan tahun 1996-2001 silam. [qnt]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.