WAHANANEWS.CO, Jakarta - Seorang pria lanjut usia bernama Huang Ping bersikeras mempertahankan rumahnya di Jinxi, China, meskipun telah ditawari kompensasi sebesar 1,6 juta Yuan (lebih dari Rp3,5 miliar) serta tiga properti sebagai ganti rugi.
Rumahnya menjadi bagian dari proyek pembangunan jalan tol.
Baca Juga:
WN China Klaim Sogok Petugas Imigrasi Soetta, Usai Viral Akhirnya Minta Maaf
Karena menolak pindah, kini rumah Huang justru terisolasi di tengah jalan tol yang membentang di barat daya Shanghai.
Para pekerja proyek sudah kehabisan cara untuk bernegosiasi, sehingga jalan tol tetap dibangun dengan rumahnya berdiri di tengahnya.
Kini, Huang mengaku menyesali keputusannya. Ia tetap tinggal di rumahnya yang berlantai dua, meskipun jalan tol akan segera dioperasikan pada musim semi.
Baca Juga:
Qatar Berkomitmen Mau Bangun 1 Juta Rumah di RI, Tapi Kontraktornya Harus China
Untuk menghindari kebisingan dan debu dari konstruksi, Huang dan cucunya yang berusia 11 tahun lebih banyak menghabiskan waktu di pusat kota, hanya kembali ke rumah saat malam tiba.
Huang merasa khawatir bahwa ketika jalan tol beroperasi, kebisingan akan semakin parah dan membuat hidupnya bersama cucunya tidak nyaman.
"Andai saya bisa memutar kembali waktu, saya pasti akan menerima tawaran pembongkaran itu. Sekarang saya merasa seperti kalah dalam taruhan besar," ujarnya kepada The Metro, Minggu (26/1/2025).
Penduduk setempat justru menganggap situasi ini unik dan menjadikan rumah Huang sebagai objek wisata dadakan.
Banyak orang berkunjung untuk mengabadikan momen di depan rumah yang kini dikelilingi jalan tol tersebut.
Sebelumnya, Sekretaris Komite Partai Komunis China untuk wilayah Jinxi mengungkapkan bahwa Huang menolak pindah karena tidak puas dengan tawaran kompensasi pemerintah.
Kini, rumahnya berada tepat di tengah jalan tol yang segera beroperasi.
Untuk keluar masuk, Huang harus melewati pipa besar menuju pintu rumahnya, yang atapnya hampir sejajar dengan jalan raya.
[Redaktur: Elsya Tri Ahaddini]