WahanaNews.co | Uni Eropa tetap nekat menghentikan impor minyak dari Rusia, sebagai sanksi perang yang saat ini terjadi. Namun, larangan itu berpotensi mengurangi pasokan minyak di UE hingga jutaan barel per hari.
Mengutip dari CNN, Selasa (10/5/2022) Badan Energi Internasional mengatakan potensi larangan UE untuk mengimpor minyak dari Rusia dapat menyebabkan kekurangan 2,2 juta barel per hari (bph) minyak mentah dan 1,2 juta bph produk minyak bumi.
Baca Juga:
Realisasi Investasi di Nagan Raya Aceh Tahun 2023 Naik Rp3,7 Triliun
Untuk mengantisipasi kekurangan, sebenarnya UE bisa beralih untuk membeli minyak ke negara-negara di Timur Tengah. Sejumlah negara di sana disebut menjadi produsen besar minyak di dunia, hampir setengah dari cadangan minyak dunia ada di Timur Tengah.
Namun, ada kendala negara-negara di Timur Tengah yang masih diragukan untuk mengisi pasokan minyak di UE. Kendala itu di antaranya, kurangnya investasi di bidang infrastruktur, banyak konflik, aliansi politik, dan sanksi. Itulah alasan kawasan itu mungkin tidak dapat menyelamatkan Eropa.
Adapun negara-negara Timur Tengah yang memiliki cadangan minyak bumi yang cukup banyak. Pertama Arab Saudi dan Uni Emirat Arab.
Baca Juga:
Polresta Bandung Ringkus Pelaku Penyalahgunaan BBM Subsidi Jenis Solar di Bojongsoang
Kedua negara itu memiliki bagian terbesar dari kapasitas cadangan dari negara yang tergabung di OPEC yang tersedia. Produksinya tercatat sekitar 2,5 juta barel per hari
Kemudian ada Irak, CEO dan kepala penelitian minyak di CMarkits di London Yousef Alshammari mengatakan Irak dapat memompa ekstra 660.000 barel per hari.
Saat ini memproduksinya sekitar 4,34 juta barel per hari, dan memiliki kapasitas produksi maksimum 5 juta. Namun, Irak juga kekurangan infrastruktur untuk meningkatkan produksi dan investasi dalam proyek-proyek minyak. Jadi dapat memakan waktu bertahun-tahun sebelum hasilnya diperoleh.