WahanaNews.co | Sidang
PBB jadi panas, menyusul kelakuan utusan Palestina dan Israel yang saling tuding
lakukan genosida. Dilansir AFP, tuduhan genosida itu dilontarkan oleh Menteri
Luar Negeri Palestina, Riad Al-Malki dan Duta Besar Israel untuk Amerika
Serikat, Gilad Erdan.
Baca Juga:
PT PLN Medan Lakukan Pemadaman Listrik di 10 Lokasi: Ini Jadwal dan Lokasinya
Mulanya, Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres sangat
terkejut dengan pertempuran dan konflik Israel-Palestina yang merenggut banyak
korban.
"Saya sangat terkejut dengan pemboman udara dan
artileri yang terus berlanjut oleh Pasukan Pertahanan Israel di Gaza,"
kata Guterres seperti dilansir AFP, Jumat (21/5/2021).
Dia juga mengatakan penembakan roket oleh Hamas ke wilayah
Israel tidak dapat diterima. "Penembakan roket tanpa pandang bulu oleh
Hamas dan kelompok militan lainnya ke pusat-pusat populasi di Israel (tidak
dapat diterima)," kata Guterres.
Baca Juga:
500 Intelektual Prancis Desak Macron dan Dunia Segera Akui Palestina Sebagai Negara Berdaulat
Kemudian Riad Al-Malki selaku Menteri Luar Negeri Palestina
angkat bicara. Ia menyebut aksi Israel menggempur Palestina merupakan aksi
pembantaian.
"Mari kita hentikan pembantaian ini," kata Menteri
Luar Negeri Palestina Riad Al-Malki.
"Seluruh dunia tetap diam dan menutup mata terhadap
genosida seluruh keluarga Palestina," lanjut Al-Malki.
Selanjutnya, giliran Gilad Erdan menuduh Hamas melakukan
tindakan keji. Ia menyamakan Hamas dengan NAZI.
"Seperti NAZI, berkomitmen untuk genosida orang-orang
Yahudi," ucap Erdan.
"Kami melihat upaya untuk menciptakan kesetaraan moral
yang salah. Israel melakukan segala upaya untuk menghindari korban sipil. Hamas
melakukan segala upaya untuk meningkatkan korban sipil," tuduh Erdan.
Menurut otoritas Israel, roket dari Hamas dan kelompok
bersenjata Islam lainnya telah merenggut 12 nyawa di Israel, termasuk satu
anak, satu warga India dan dua warga negara Thailand.
Sementara itu, menurut Kementerian Kesehatan Gaza, serangan
Israel di Gaza telah menewaskan 232 warga Palestina, termasuk 65 anak-anak dan
1.900 lainnya terluka. Sebanyak 12.000 orang mengungsi karena konflik
Israel-Palestina.
Diberitakan sebelumnya, Israel dan Hamas mengumumkan
gencatan senjata. Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengkonfirmasi
gencatan senjata tersebut.
"Dengan suara bulat menerima rekomendasi untuk menerima
inisiatif Mesir untuk gencatan senjata ... tanpa syarat," ujar Netanyahu
seperti dilansir dari AFP, Jumat (21/5/2021).
Hamas mengumumkan gencatan senjata itu berlaku mulai Jumat
(21/5) pukul 02.00 waktu setempat. Namun, pihak Israel tidak mengumumkan kapan
gencatan senjata mulai berlaku. [qnt]