WahanaNews.co | Serangan
udara Israel telah menyebabkan kematian seketika sepuluh orang dalam satu
keluarga besar Palestina di Jalur Gaza barat, pada Sabtu (15/5) pagi.
Hal ini berdasarkan keterangan petugas medis di daerah
kantong Palestina. Delapan anak dan dua wanita tewas ketika sebuah bangunan
tiga lantai di kamp pengungsi Shati runtuh akibat serangan Israel.
Baca Juga:
Di Tengah Konflik Panjang, Ini Rahasia Israel Tetap Berstatus Negara Maju dan Kaya
Pesawat-pesawat tempur Israel telah menyerang banyak sasaran
di Gaza, sementara gerilyawan Palestina telah menembakkan rentetan roket ke
Israel selatan. Beberapa dari serangan roket itu gagal dan akhirnya jatuh tak
jauh dari lokasi penembakan di area Gaza, kata militer Israel.
Berbicara di luar rumah sakit Shifa di Kota Gaza, ayah dari
empat anak, Muhammad al-Hadidi, mengatakan dia ingin "dunia yang tidak
adil melihat kejahatan ini".
"Mereka aman di rumah mereka, mereka tidak membawa
senjata, mereka tidak menembakkan roket," katanya dikutip AFP mengomentari
anak-anak yang terbunuh saat "mengenakan pakaian mereka untuk Idul
Fitri".
Baca Juga:
Pelanggaran Hukum Internasional, PBB: 70 Persen Korban di Gaza Adalah Perempuan dan Anak-anak
Hadidi adalah saudara ipar dari pemilik rumah yang hancur
itu, Mohammad Abu Hattab. Keduanya tinggal jauh dari rumah Hattab ketika rumah
itu runtuh. Bayi lima bulan Abu Hattab juga selamat.
Seorang juru bicara penguasa Gaza, Hamas, menyatakan
serangan udara mematikan itu sebagao "kejahatan perang".
Tor Wennesland, utusan PBB untuk Timur Tengah, mengatakan
dia "terkejut" dengan pengeboman Syati. Ia mencatat sebanyak 40 warga
Gaza dan dua anak Israel telah tewas dalam beberapa hari terakhir.