WahanaNews.co | Anggota parlemen AS dari Partai Demokrat dan Republik mendesak pemerintahan Presiden Joe Biden agar tidak menjual jet tempur F-16 ke Turki.
Anggota Parlemen juga meyakini Kongres akan memblokir ekspor semacam itu.
Baca Juga:
China Ancam Serbu Taiwan, Dampaknya Bisa Lebih Dahsyat dari Perang di Ukraina
Dalam sebuah surat kepada Biden dan Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken, 11 anggota Dewan Perwakilan Rakyat mengutip "rasa keprihatinan yang mendalam" tentang laporan baru-baru ini bahwa Turki dapat membeli 40 F-16 Lockheed Martin (LMT.N) baru dan 80 F -16 kit modernisasi.
“Menyusul pengumuman Presiden Erdogan pada September bahwa Turki akan membeli tahap tambahan sistem pertahanan rudal S-400 Rusia, kami tidak dapat mengkompromikan keamanan nasional kami dengan mengirimkan pesawat buatan AS ke sekutu perjanjian yang terus berperilaku seperti musuh," tulis anggota parlemen.
Gedung Putih belum menanggapi penolakan anggota parlemen.
Baca Juga:
Nuklir Hipersonik Baru Korea Utara 5 Kali Kecepatan Suara, Bisa Hantam Pangkalan AS Dalam Hitungan Menit
Seorang juru bicara Departemen Luar Negeri mengatakan departemen itu tidak mengomentari korespondensi dengan Kongres.
Adapun alasan anggota Parlemen AS menolak penjualan 40 unit jet tempur F-16 ke Turki, karena Ankara telah dianggap sebagai musuh lantaran membeli sistem pertahanan udara S-400 buatan Rusia.
Ankara juga sebelumnya telah memesan lebih dari 100 Lockheed Martin F-35, tetapi Amerika Serikat menghapus Turki dari program tersebut pada 2019 setelah mengakuisisi S-400 Rusia.
Pada Desember 2020, Kepala Direktorat Industri Pertahanan Turki, Ismail Demir, dan tiga karyawan lainnya telah dimasukkan dalam daftar hitam oleh Washington.
Surat itu dipimpin oleh Perwakilan Republik Nicole Malliotakis dan Perwakilan Demokrat Carolyn Maloney.
"Meskipun kami yakin bahwa Kongres akan berdiri bersama untuk memblokir ekspor semacam itu jika rencana ini berkembang, Amerika Serikat tidak mampu untuk mentransfer peralatan militer canggih apa pun kepada pemerintah Turki saat ini," kata surat itu.
Kemitraan antara sekutu NATO telah mengalami gejolak dalam lima tahun terakhir atas ketidaksepakatan di Suriah, hubungan lebih dekat Ankara dengan Moskow, ambisi angkatan lautnya di Mediterania, tuduhan AS terhadap bank milik negara Turki dan erosi hak dan kebebasan di Turki. [jef]