Selain itu, layanan kesehatan yang terdampak akibat konflik akan dipulihkan, termasuk perbaikan sistem distribusi air bersih.
Pembangunan tempat tinggal darurat juga menjadi prioritas bagi warga yang kehilangan rumah akibat perang.
Baca Juga:
Seskab: Presiden Prabowo Selesaikan Rangkaian Kunjungan Luar Negeri, Bawa Pulang Komitmen Rp380 Triliun dan Kesepakatan Dagang
Dalam konferensi virtual dari Riyadh, Arab Saudi, Wakil Sekretaris Jenderal PBB untuk Urusan Kemanusiaan, Tom Fletcher, menekankan pentingnya kerja sama dari seluruh pihak untuk menjalankan misi ini.
“Dalam hal air dan sanitasi, kami menargetkan 1,4 juta orang untuk mendapatkan layanan air bersih dan sanitasi. Kami akan membantu memulihkan jaringan air agar masyarakat tidak lagi bergantung pada pengiriman air menggunakan truk,” katanya.
Ia juga mengingatkan agar kesepakatan gencatan senjata tidak dilanggar dan menyoroti pentingnya memaksimalkan 60 hari pertama untuk membangun ulang jalur distribusi dan pemulihan kondisi warga Gaza.
Baca Juga:
Gara-Gara Ikut Demo Pro-Palestina, AS Cabut Visa Presiden Kolombia
“60 hari pertama gencatan senjata merupakan periode krusial untuk memperkuat jalur bantuan dan memulihkan kondisi kemanusiaan di Gaza,” jelasnya.
Selama periode tersebut, ratusan truk dijadwalkan memasuki Gaza setiap harinya, dengan target menjangkau setidaknya 500.000 jiwa yang sangat membutuhkan dukungan pangan.
“Kelaparan harus segera diatasi di wilayah terdampak dan dicegah agar tidak menyebar ke daerah lain,” tegas Fletcher.