Mrema mengatakan meskipun berbagai pihak memiliki kepentingan yang berbeda, "kita masih bisa bersatu dengan visi dan tujuan yang sama."
Dia meminta semua pemangku kepentingan untuk mengesampingkan perbedaan guna mencapai peta jalan yang ambisius tetapi realistis dan dapat dicapai demi perlindungan keanekaragaman hayati.
Baca Juga:
Sukseskan Pilkada 2024, Polres Subulussalam Berikan Pelatihan Kemampuan Sat Linmas
China memimpin kepresidenan COP15 untuk Konvensi PBB tentang Keanekaragaman Hayati dan telah mengadakan pertemuan fase pertama di Kunming, ibu kota Provinsi Yunnan, China barat daya.
COP15 fase kedua berlangsung di Montreal, Kanada, pada 7-19 Desember dengan tema lanjutan "Peradaban Ekologis: Membangun Masa Depan Bersama untuk Semua Kehidupan di Bumi" (Ecological Civilization: Building a Shared Future for All Life on Earth).
Presiden Majelis Umum PBB Csaba Korosi mendorong para pihak terkait untuk mengatasi akar penyebab hilangnya keanekaragaman hayati dengan mengubah cara produksi, konsumsi, perdagangan, dan transportasi.
Baca Juga:
Kerap Diserang Israel, PBB Sebut Argentina Jadi Negara Pertama Tarik Pasukan dari UNIFIL
"Saya memohon kepada bisnis-bisnis global agar mengemban tanggung jawab sosial dengan mengarusutamakan keanekaragaman hayati ke dalam strategi dan rantai nilai mereka," tuturnya, seraya menyerukan untuk mengungkapkan dependensi dan dampaknya terhadap alam.
Pertemuan COP15 diperkirakan akan berakhir pada pekan depan dengan pengesahan kerangka kerja keanekaragaman hayati global pasca-2020 yang bertujuan menyelamatkan alam bagi generasi mendatang. Demikian dilansir dari ANTARA, Sabtu (17/12/2022). [JP]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.