Penyelidikan partikelir itu dilakukan Christo Grozev dari Bellingcat, yang sebelumnya mengklaim keterlibatan Rusia dalam dugaan peracunan Sergey dan Yulia Skripal 2018 di Inggris, dan aktivis Alexey Navalny pada 2020.
Rusia telah menetapkan Christo Grozev sebagai "agen asing", yang memiliki hubungan dengan badan-badan intelijen barat. Usahanya itu menerima pendanaan dari pemerintah AS, Inggris dan Belanda.
Baca Juga:
Kementan Dorong Optimasi Ratusan Hektar Lahan Baru di Sumsel
“Bellingcat dapat mengkonfirmasi tiga anggota delegasi yang menghadiri pembicaraan damai antara Ukraina dan Rusia pada malam 3 hingga 4 Maret 2022 mengalami gejala yang konsisten dengan keracunan dengan senjata kimia,” kata outlet yang berbasis di Belanda itu.
Menurut WSJ, Grozev mengatakan dia tidak bisa meminta ahli Jerman untuk menganalisis sampel tepat waktu untuk menunjukkan jejak bahan kimia.
Penasihat Presiden Ukraina Mikhail Podolyak, yang terlibat dalam pembicaraan tersebut, mengatakan kepada Reuters, "ada banyak spekulasi, berbagai teori konspirasi."
Baca Juga:
Olokan ke Tukang Es Teh Viral, Presiden Prabowo Tegur Gus Miftah
Sementara Rustem Umerov, yang diduga salah satu orang yang terkena dampak, mengatakan orang tidak boleh mempercayai "informasi yang belum diverifikasi". Ia mengaku baik-baik saja.
Abramovich belum secara resmi menanggapi laporan tersebut. Raja minyak Rusia yang membeli klub sepak bola Chelsea dikabarkan terlibat upaya negosiasi Kremlin dan Kiev.
Meski bukan utusan resmi pemerintah Rusia, Abramovich yang terdampak sanksi ekonomi barat, dilaporkan ikut membantu peredaan konflik Rusia-Ukraina,.